Krisis Energi di Prancis Bikin Pekerja Mogok Tuntut Kenaikan Upah
Para pekerja di Prancis melakukan aksi mogok kerja sebagai bentuk aksi menuntut kenaikan upah imbas krisis energi yang terjadi di Prancis.
IDXChannel - Para pekerja di Prancis melakukan aksi mogok kerja sebagai bentuk aksi menuntut kenaikan upah. Dikutip dari berbagai sumber, tuntutan dari kenaikan upah tersebut merupakan buntut dari krisis energi di Prancis.
Adapun saat ini, sejumlah SPBU di Prancis kehabisan stok bahan bakar minyak alias BBM. Menteri Energi Prancis Agnes Pannier-Rancher mengungkapkan hampir sepertiga SPBU mengalami kelangkaan BBM.
Prancis tengah dilanda krisis bahan bakar minyak (BBM) di berbagai SPBU. Hal ini dipicu adanya aksi mogok kerja dan panic buying konsumen hingga menyebabkan langkanya satu jenis BBM.
Aksi mogok ini membuat lebih dari 60 persen kapasitas penyulingan di Prancis atau 74.000 barel per hari (bph) menyusut. Prancis kini terpaksa mengimpor di tengah ketidakpastian global dan mau tak mau harus meningkatkan biaya pembelian BBM.
Dilaporkan 30 persen lebih SPBU di Prancis kini lumpuh, yang menyebabkan pengemudi berebut mengisi tangki bahan bakar di seluruh negeri.
"Waktu untuk negosiasi sudah berakhir," kata Menteri Ekonomi Prancis, Bruno Le Maire kepada penyiar BFMTV, dikutip Selasa (18/10/2022).
Adapun, pemogokan tersebut merupakan bagian dari aksi untuk tuntutan upah, pensiun, dan daya beli ketika inflasi melonjak di seluruh Eropa. Untuk itu, pemerintah Prancis berupaya meminta perusahaan raksasa energi Prancis yaitu Total Energies untuk menaikkan gaji pekerja.
Pasalnya, mogok kerja yang dilakukan para pekerja telah memasuki minggu kedua sehingga mengganggu pasokan bensin dan menyebabkan krisis bagi ekonomi negara.
Diketahui, depot minyak dan pemogokan kilang di grup Prancis dan groups AS ExxonMobil telah mengurangi produksi bensin Prancis lebih dari 60 persen dalam beberapa hari terakhir.
Sementara itu, inti dari polemik ini yaitu kekecewaan masyarakat atas biaya hidup yang melonjak akibat inflasi dan krisis lainnya. Pekerja perusahaan minyak berbondong-bondong menuntut untuk menerima masukan yang lebih tinggi.
Sebagaimana diketahui, Menteri Ekonomi Prancis Bruno Le Maire mengatakan bahwa TotalEnergies memiliki kewajiban untuk memberikan upah karyawan dengan adil dan proporsi yang adil. Apalagi keuntungan yang dihasilkan perusahaan minyak tersebut terbilang besar.
"Jika seseorang mengetahui keuntungan yang mereka hasilkan, perusahaan memiliki kapasitas memiliki kewajiban untuk menaikkan upah, dan Total adalah salah satunya," kata Maire, dikutip dari The Guardian, Selasa (18/10/2022).
Setelah didesak oleh pemerintah, TotalEnergies kemudian mengatakan mereka akan mengusulkan kenaikan 6 persen gaji untuk tahun depan, yang berada di bawah permintaan CGT untuk 10 persen.
(SLF)