Len Siap Produksi Alat Pengukur Gempa dan Tsunami untuk BMKG
Selama ini, Len dipercaya BMKG terlibat dalam pemeliharaan Sistem INATEWS, Sistem Monitoring Gempa Bumi dan Radar Cuaca milik BMKG sejak tahun 2006-an.
IDXChannel - PT Len Industri tengah bersiap memproduksi sembilan peralatan utama dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Sejumlah peralatan tersebutu, diantaranya, meliputi alat pengukur gempa dan juga deteksi dini tsunami.
Peralatan-peralatan yang bakal diproduksi tersebut merupakan hasil pengembangan dari tim Penelitian dan Pengembangan (Litbang) BMKG. Hasil pengembangan tersebut lalu dikerjasamakan dengan pihak Len Industri lewat Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang proses industrialisasi produk pengembangan BMKG.
Secara detil, sembilan produk strategis tersebut yaitu Alat Pengukur Intensitas Getaran Gempa Bumi (Intensity Meter), Sistem Pengamatan Cuaca Otomatis Bandara (Automatic Weather Observation System/AWOS), Sirine Peringatan Dini Tsunami Terintegrasi (Integrated Tsunami Sirene System/ITSS) dan Sistem Pengukur Tinggi Muka Air Laut Otomatis (Automatic Water Level/AWL).
Selanjutnya, Sistem Pemantau Cuaca Maritim Otomatis (Automatic Weather Station/AWS) Maritim, Peralatan Pengambilan Sampel Debu Rekayasa (High Volume Air Sampler/HVAS), Sistem Pengambil Sampel Air Hujan Otomatis Rekayasa (Automatic Rain Water Sampler/ARWS), Sistem Penakar Hujan Otomatis IoT (Automatic Rain Gauge/ARG) serta Instrumen PM2.5 dan PM10 REKAYASA/Particulate Matter (PM) 2.5 dan Particulate Matter (PM)10.
“Komitmen ini diperkuat dengan pengalaman PT Len Industri yang pernah bekerjasama dengan BPPT sebagai mitra fabrikasi ventilator hingga produk tersebut bisa dijual di e-katalog LKPP,” ujar Direktur Bisnis & Kerja Sama Len, Wahyu Sofiadi.
Selama ini, Len dipercaya BMKG terlibat dalam pemeliharaan Sistem INATEWS, Sistem Monitoring Gempa Bumi dan Radar Cuaca milik BMKG sejak tahun 2006-an.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati berharap, kerjasama dengan PT Len Industri ini dapat menjadikan produk teknologi karya anak bangsa semakin berkibar di level internasional dan melepaskan ketergantungan Indonesia akan produk impor.
"Saya yakin kerjasama ini akan semakin meningkatkan daya saing Indonesia di kancah internasional. Khususnya dalam bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika," tuturnya.
Menurut Wahyu, pihaknya sangat mendukung rencana kerjasama produksi dan komersialisasi sembilan produk aloptama, sehingga dapat menjadi pelopor untuk 9 produk aloptama yang memiliki nilai TKDN. (TSA)