ECONOMICS

Masuk Musim Penghujan, Begini Strategi Kementerian PUPR Kendalikan Banjir

Iqbal Dwi Purnama 30/09/2022 09:36 WIB

Ada berbagai strategi disusun untuk meminimalisir terjadinya banjir di Indonesia dengan mengkoordinir Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS/BWS)

Masuk Musim Penghujan, Begini Strategi Kementerian PUPR Kendalikan Banjir. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) akan mengoptimalkan pengoperasian infrastruktur tampungan air untuk mengendalikan volume air masuk ke sungai saat masuknya musim penghujan.

Dirjen SDA Jarot Widyoko mengatakan salah satu faktor terjadinya banjir adalah terjadinya penyempitan daerah resapan air, kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) sehingga berkurangnya kualitas, kuantitas, dan kontinuitas fungsi sungai, serta dampak cuaca ekstrem akibat pemanasan global.

Jarot menjelaskan ada berbagai strategi disusun untuk meminimalisir terjadinya banjir di Indonesia dengan mengkoordinir Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS/BWS), di antaranya mengoptimalisasi tampungan waduk, kolam retensi dan bendung, tunnel pengendali banjir, floodway, pompa pengendali banjir, dan peningkatan kewaspadaan dan inventarisasi alat berat.

"Pengalokasian air didasari hasil analisis dan informasi prakiraan hujan oleh Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)," ujsr Jarot saat konferensi pers terkait Kesiapan Infrastruktur Menghadapi Musim Hujan dan Antisipasi Bencana Hidrologi di Kementerian PUPR, Kamis (29/9/2022).

Selain itu pihaknya juga telah lama bekerja sama dengan BMKG dalam memanfaatkan data meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Data tersebut digunakan untuk melakukan prediksi banjir, pemutakhiran peta kejadian banjir, dan peta prakiraan potensi banjir. 

Berdasarkan prakiraan hujan BMKG tahun 2022/2023 awal musim hujan terjadi merata di seluruh Indonesia pada September hingga Oktober dengan puncak musim hujan Desember-Januari. 

“Peta sebaran kejadian bencana selama Januari-Agustus 2022 sebanyak 712 kejadian, sehingga diperlukan peningkatan koordinasi antara kementerian/lembaga, pemda, TNI/Polri, serta masyarakat sebagai bentuk antisipasi dan peningkatan kesiapsiagaan," sambung Jarot. 

Selain memantau tampungan air, Kementerian PUPR juga mengoptimalkan infrastruktur pengendali banjir seperti tanggul sepanjang 1.971 km dan pengaman pantai sepanjang 129 km. Infrastruktur pengendali lava, banjir lahar dingin, dan sedimen melalui pemanfaatan 58 sabo dam dan 126 check dam. 

Di samping itu juga disiapkan 332 situ dengan total volume tampung 60,04 juta m3, 192 pompa pengendali banjir berkapasitas pengaliran 263,365 m3/detik, tunnel pengendali banjir kapasitas 2X334 m3/detik, dan 10 kolam retensi dengan total volume tampung 3,07 juta m3. (NIA)

SHARE