Mendag Ungkap Strategi Redam Dampak Tarif AS terhadap Industri RI
Pemerintah telah menyiapkan strategi untuk bisa lolos dari dinamika perdagangan global yang semakin kompleks.
IDXChannel - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan bahwa Indonesia masih mencari siasat agar tarif resiprokal yang ditetapkan Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia tidak banyak berdampak pada industri di Tanah Air.
Dia mengatakan, pemerintah telah menyiapkan strategi untuk bisa lolos dari dinamika perdagangan global yang semakin kompleks.
Mendag mengatakan strategi utama yang akan dilakukan pemerintah mencakup intensifikasi perundingan bilateral dengan pihak AS, penataan kebijakan perdagangan, penguatan pasar dalam negeri, serta pengamanan keberlanjutan industri nasional.
Selain itu, pemerintah akan mengoptimalkan peran kelembagaan seperti penggunaan mekanisme trade remedies melalui Badan Nasional Pengelola Tarif (BNTP) dan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD), perluasan pasar ekspor, meningkatkan diplomasi perdagangan regional, multilateral, menekankan pentingnya rule-based trade, hingga pemberdayaan UMKM.
"Kami juga tentu mengedepankan UMKM, kenapa? UMKM ini sebenarnya produknya sudah siap ya di seluruh Indonesia, dari desa, kelurahan, kemudian kabupaten, kota, cuma memang sebagian besar belum terstandarisasi. Untuk itu kita akan mengoptimalkan produk-produk UMKM yang mempunyai peluang ekspor," kata dia dalam konferensi pers yang digelar Senin (4/8/2025).
Adapun strategi penguatan UMKM meliputi pengembangan produk dan pasar ekspor, sertifikasi produk untuk negara tujuan tertentu, pelatihan ekspor, serta penyelenggaraan trade expo pada 15–19 Agustus mendatang yang akan mengundang pembeli dari berbagai negara.
Mendag juga menyebut pemerintah telah membuka ekspor center di Balikpapan dan Batam guna memperkuat fasilitasi ekspor UMKM ke luar negeri. Hingga Juli 2025, tercatat nilai transaksi ekspor dari program “UMKM Bisa Ekspor” mencapai USD90,04 juta, di mana sekitar 70 persen pelaku UMKM yang terlibat sebelumnya belum pernah mengekspor produknya.
"Jadi ini sesuatu yang saya kira sangat bagus untuk meningkatkan atau membuat UMKM ini bisa naik kelas sehingga dia bisa melakukan ekspor ke berbagai negara dengan fasilitas yang kita berikan melalui business matching dengan perwakilan," kata dia.
Lebih jauh Mendag mengatakan tarif resiprokal AS sebesar 19 persen baru mulai berlaku pada 7 Agustus 2025. Dia memastikan bahwa proses negosiasi masih berlangsung dan dapat rampung sebelum 1 Januari 2026.
"Memang yang resiprokal kan kita dapat 19% itu berlaku 7 hari setelah tanggal 31 Juli kan. Dan sekarang proses negosiasi juga masih berjalan sebenarnya. Mudah-mudahan sebelum 1 Januari sudah selesai. Untuk komoditas mungkin belum saya sampaikan dulu ya komoditas apa. Tetapi paling tidak di dalam proses negosiasi nanti kita juga ingin mendapatkan penurunan tarif, seperti komoditas yang tidak dimiliki atau tidak diproduksi oleh Amerika," kata dia.
(NIA DEVIYANA)