Menkes Targetkan Status Endemi September 2022, Ini Syaratnya
Pemerintah telah menetapkan roadmap pandemi Covid-19 menuju endemi, yakni pada September 2022.
IDXChannel - Dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi IX DPR, Menteri kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa pemerintah telah menetapkan roadmap pandemi Covid-19 menuju endemi, yakni pada September 2022. Namun, harus memenuhi sejumlah persyaratan sebagaimana indikator yang ditetapkan WHO.
“Memang sebaiknya ada roadmap, at least (setidaknya) di sisi kesehatan yang kita bisa pegang sehingga kita memiliki target yang bisa kita kejar secara konkret agar masyarakat siap menghadapi transisi,” kata Menkes Budi dalam Raker di Komisi IX DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (23/3/2022).
Menurut Menkes Budi, ada 5 hal yang disarankan Kemenkes ke Presiden Jokowi dari sisi kesehatan dan sudah disetujui. Karena, masih ada sektor sosial, politik, ekonomi dan budaya yang juga dipertimbangkan oleh presiden.
Dia menjelaskan, indikator pandemi menjadi endemi yang disampaikan WHO yakni level 1, yakni kasus terkonfirmasi positif 20/100.000 penduduk, rumah sakit 5/100.000 penduduk, kematian 1/100.000 penduduk. Kemudian syarat vaksinasi Covid-19 lengkap sebesar 70% dari jumlah populasi.
Kemudian, sambung Menkes, pihaknya juag sudah mendiskusikan hal ini dengan para epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Airlangga (Unair), dan mereka meminta agar ditambahkan satu kriteria lagi, yakni laju penularan di bawah level 1 selama 6 bulan.
“Untuk informasi bapak ibu, begitu kasus Delta naik di bulan September (2021) kita sempat reproduction rate di bawah 1 sampai Desember (2021), kemudian Desember mulai naik lagi,” imbuh Budi.
Oleh karena itu, menurut Menkes, transisi dari pandemi menuju endemic sangat mungkin bisa dicapai pada akhir tahun 2022. Karena, pada akhir Maret 2022 ini, laju penularan Covid-19 bisa di bawah level 1, sehingga jika ditarik selama 6 bulan ke depan dari Maret 2020, dan juga tidak ada lagi varian baru Covid-19, maka transisi endemi bisa dicapai.
“Saya rasa mungkin di akhir bulan ini reproduction rate (laju penularan) kita bisa di bawah 1. Jadi kalau Maret bisa di bawah 1, kita tarik 6 bulan dari Maret, kalau mudah-mudahan tidak ada varian baru ya, mudah-mudahan bisa kita atasi,” harapnya.
Kesiapan Masyarakat Penting Dalam Transisi Endemi
Kemudian, Menkes Budi juga memaparkan bahwa kesiapan masyarakat menjadi hal yang penting dalam proses transisi dari pandemi ke endemi. Karena, tidak mungkin pandemi selamanya akan tetap menjadi pandemi, pandemi lama kelamaan akan berubah menjadi endemi, sebagaimana penyakit flu yang juga sebelumnya pandemi. Sehingga, masyarakat harus siap bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri.
“Nah, menurut pengamatan kami, transisi dari pandemi ke endemi salah satu yang paling penting adalah kesadaran kesiapan masyarakat dalam menghadapi pandemi tersebut. Kalau kesadaran dan kesiapan masyarakat sudah tinggi sehingga mereka bisa bertaggung jawab atas kesehatan mereka sendiri, itu adalah ciri-ciri perubahan transisi dari pandemi menjadi endemi,” paparnya.
Oleh karena itu, mantan Wakil Menteri BUMN ini menegaskan bahwa adaptasi masyarakat atau manusianya menjadi syarat yang penting dalam proses transisi. Seperti misalnya wabah black death pada abad ke-14 paling banyak menyebabkan kematian, itu karena adanya perpindahan bakteri dari tikus ke manusia, yang mana saat itu kebersihan manusia masih rendah. Dan setelah adanya wabah itu, muncul kebiasaan mencuci tangan dan keluarlah produk-produk sabut cuci tangan, sikat gigi, dan alat kebersihan diri lainnya.
“Dengan demikian, begitu manusia protokol kesehatannya sudah sadar bahwa dulu dia sebelum makan enggak pernah cuci tangan, sekarang dia musti cuci tangan. Nah itu artinya sudah siap transisinya pandemi ke endemic,” tuturnya.
Dengan demikian, Budi meyakini bahwa masyarakat sudha menyadari bahwa prokes untuk menghindari Covid-19 ini adalah memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Dan dia melihat sudah mulai ada kesadaran masyarakat saat merasa kurang sehat, yang mana mereka langsung mengenakan masker, sebagaimana kebiasaan yang dilakukan masyarakat di Jepang.
“Kalau orang Indonesia sudah tahu begitu dia batuk-batuk, dia mau tes PCR sendiri, tahu tes antigen sendiri tanpa disuruh pemerintah dan kalau positif dia langsung isolasi sendiri dan minum obat antivirus menunggu supaya sembuh. Itu adalah ciri-ciri masyarakat kita sudah siap dan memiliki tanggung jawab pribadi untuk menjaga kesehatannya, itu adalah ciri-ciri di mana pandemi bisa transisi jadi endemi,” tandas mantan Dirut Bank Mandiri ini.
(NDA)