Mentan Ingatkan Kepala Daerah Kembangkan Sektor Pertanian, Jangan Hanya Pertambangan
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengingatkan pentingnya sektor pertanian sebagai penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
IDXChannel - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengingatkan pentingnya sektor pertanian sebagai penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apalagi Indonesia merupakan negara agraris sehingga sektor pertanian di daerah penting untuk terus dikembangkan.
Dengan begitu, lanjutnya, Indonesia bisa menciptakan ketahanan ekonomi masyarakat bawah. "Kokoh pertanian kokoh suatu negara, provinsi dan kabupaten yang mau maju, majukan pertanian, itu kuncinya, pak camat kalau mau perbaiki ekonomi rakyat, perbaiki pertanian," ujar Mentan dalam Webinar bersama Ditjen Tanaman Pangan, Senin (8/8/2022).
Oleh karenanya Mentan mengharapkan kontribusi kepala daerah untuk juga mengembangkan sektor pertanian bukan memberikan karpet merah terhadap perusahaan tambang untuk menggarap lahan.
"Saya bekas lurah bekas camat, ekonomi suatu daerah baik karena pertanian, jangan tambang-tambang, kalau tambang selesai, terus diangkat, itu tinggal goa-goa saja, kemudian ada hantu dalam goa," tegas Mentan.
Dia menjelaskan Indonesia sebagai negara dengan populasi terbanyak ke 4 di dunia tentu bakal membutuhkan pangan yang banyak. Maka dari itu perlu diciptakan lebih banyak lahan pertanian dibanding lahan tambang.
"Covid 19 belum selesai ada climate change, cuaca alam sangat tidak menentu, itu membuat kondisi semua jadi tidak linier, tidak seperti apa adanya," lanjut Mentan.
Menurutnya lembaga survei telah meramalkan bahwa akan terjadi kelaparan besar akibat adanya 3 krisis besar yang tengah melanda, seperti kesehatan, iklim dan perang.
"Ada 62 negara yang menuju kondisi krisis pangan, belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan perang Rusia - Ukraina, di mana gandum 180 juta ton tidak bisa keluar," katanya.
Dengan kondisi tersebut, dia mendorong agar Indonesia bisa lebih kuat dengan mengembangkan alam dan kemampuan yang dimiliki. “Saya yakin negara lain lebih sulit dibandingkan kita," ujarnya.
(FRI)