ECONOMICS

Menteri ESDM Beberkan Strategi Tekan Impor LPG

Atikah Umiyani 02/08/2024 19:38 WIB

Menteri ESDM Arifin Tasrif membeberkan strategi pemerintah untuk menekan impor LPG.

Menteri ESDM Arifin Tasrif membeberkan strategi pemerintah untuk menekan impor LPG. (MNC Media)

IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membeberkan strategi pemerintah untuk menekan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG). Pasalnya, impor LPG ini mencapai 6 juta ton per tahun.

Arifin mengatakan, salah satu strateginya yakni pemerintah  mendorong pembangunan infrastruktur gas bumi, salah satunya yaitu fokus menyelesaikan pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem) yang kemudian aikan dilanjutkan dengan penyelesaian pipa Dumai-Sei Mangkei (Dusem). 

Dia berharap dengan adanya tarnsmisi gas ini akan mendorong pembangunan jaringan distribusi gas sehingga bisa lebih dimanfaatkan oleh masyarakat. 

"Nah dengan adanya transmisi gas ini, nanti juga ke depannya akan membuka wilayah jaringan-jaringan distribusi gas. Wilayah itu didorong untuk bisa menyediakan jaringan gas ke masyarakat dan selain industri," kata Arifin ketika ditemui di Direktorat Jenderal Minyak dan Gas (Migas), Jakarta, Jumat (2/8/2024). 

"Karena dengan adanya itu kita bisa ngurangin import LPG. Sekarang kan kita import LPG lebih dari 6 juta ton setahun. Kalau harganya 575 dolar per ton. Jadi jangan boros pake LPG," kata Arifin. 

Arifin menambahkan, dalam rangka meningkatkan interkonektivitas penyaluran gas bumi sebagai upaya peningkatan gas bumi domestik, pemerintah juga menyusun dan mengevaluasi Rencana Induk Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi Nasional (RIJTDGBN) sebagai dasar acuan pembangunan infrastruktur gas bumi.

Menurutnya, strategi pendekatan penyediaan infrastruktur gas bumi Indonesia terbagi menjadi Indonesia Barat dan Timur, dimana pada Indonesia bagian Barat mengandalkan konektivitas gas pipa dan Indonesia bagian Timur melalui Virtual Pipeline, menggunakan moda transportasi LNG berbasis kapal.

Hal ini dilakukan dengan pertimbangan faktor geografis dan kebutuhan demand antara Barat dan Timur.

Lebih lanjut Arifin mengatakan, belakangan ini juga ada beberapa temuan sumber gas jumbo. Dia berharap, sumber gas itu bisa segera produksi.

"Jadi kalau kita lihat di region 1 di ujung Sumatera nanti kan ada South Andaman, ada Andaman, ada juga bloknya ENI yang juga sudah dilepas," katanya.

"Jadi itu juga potensi besar. Sekarang Mubadala yang sudah dapat potensi kurang lebih sampai 5 TCF ini sedang mau cepat, dia ingin balapan juga sama ENI supaya bisa berproduksi cepat, kita harapkan bisa speed-nya sama seperti 2028 bisa berproduksi," katanya.

(Nur Ichsan Yuniarto)

SHARE