ECONOMICS

Menuju Indonesia Emas, Kemenperin Dorong Gen-Z Tingkatkan Kemampuan

Ferdi Rantung 05/12/2024 10:58 WIB

Generasi Z diharapkan menjadi andalan atau kunci di industri manufaktur dalam menyongsong Indonesia emas 2045.

Menuju Indonesia Emas, Kemenperin Dorong Gen-Z Tingkatkan Kemampuan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Berdasarkan data Sensus Penduduk 2020, populasi Indonesia didominasi oleh Generasi Z alias Gen-Z dengan jumlah 74,93 juta jiwa atau sebesar 27,94 persen. Generasi ini pun diharapkan menjadi andalan atau kunci dalam menyongsong Indonesia emas 2045.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Eko SA Cahyanto mengatakan bertepatan dengan peringatan 100 tahun kemerdekaan Indonesia di 2045, merupakan momentum yang penting untuk menentukan posisi Indonesia dalam perekonomian dunia. Untuk itu generasi muda diharapkan menjadi Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

“SDM Generasi muda yang berkualitas diharapkan menjadi pendorong utama dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, yang kita bentuk melalui pendidikan dan pelatihan yang berkualitas,” ujar Eko dalam paparannya pada sesitalk show di rangkaian Industrial Festival ke-3, yang diselenggarakan di Dyandra Convention Center, Surabaya, Kamis (5/12/2024).

Indonesia memiliki bonus demografi yang sangat potensial untuk menjadi motor penggerak dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Sementara itu, era revolusi industri 4.0 dan digitalisasi/otomatisasi membuka kesempatan untuk mengakselerasi pertumbuhan melalui pengembangan dan inovasi.

Namun, Indonesia masih menghadapi tantangan rendahnya daya saing SDM industri. Lebih dari 75 persen tenaga kerja di sektor industri pengolahan masih tergolong unskilled labors, yaitu tenaga kerja yang belum terlatih atau belum memiliki keahlian yang memadai.

“Tanpa peningkatan kualitas SDM, potensi ini bisa saja tidak optimal dalam mendukung pengembangan industri dan inovasi,” kata Eko.

Untuk memastikan bonus demografi benar-benar bisa menjadi game changer dalam upaya menjadikan Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia, pemerintah, dunia usaha, maupun generasi muda itu sendiri perlu mengambil peran.

Sebagai upaya mendukung kebutuhan SDM di sektor industri manufaktur, Kemenperin memiliki langkah strategis seperti pengembangan pendidikan vokasi, inkubator bisnis, membangun Pusat Industri Digital 4.0 (PIDI 4.0).

Langkah ini dilakukan dengan pendekatan sistematis skilling (meningkatkan keterampilan tenaga kerja baru), upskilling (mengembangkan keterampilan tenaga kerja yang sudah ada agar lebih relevan dengan kebutuhan industri), dan reskilling (memberikan keterampilan baru bagi tenaga kerja yang terdampak oleh perubahan teknologi atau sektor).

Sekjen menjabarkan, sedikitnya ada 10 skills tenaga kerja yang dibutuhkan untuk industri di masa depan, yaitu digital literacy, AI and data analytics, creative problem solving, entrepreneurial mindset, physically and psychologically safely and effectively, inter-cultural and -disciplinary, inclusive, and diversity-oriented mindset, cybersecurity, privacy, and data/information mindfulness, handle increasing complexity, communication skills, dan open-mindedness towards constant change.

Untuk memasuki dunia kerja di era digital ini, generasi muda juga perlu memahami perkembangan tuntutan atas tenaga kerja. Dengan munculnya teknologi baru dan munculnya budaya kerja yang lebih kolaboratif dan fleksibel, peran karyawan telah mengalami transformasi yang signifikan. Saat ini, karyawan diharapkan mudah beradaptasi, agile, berketerampilan tinggi, serta mampu bekerja secara kolaboratif.

Agar semakin siap memasuki masa depan, Sekjen Kemenperin membagikan enam hal yang perlu dimiliki generasi muda. Pertama, jangan takut untuk bertanya agar dapat mengeksplorasi dan belajar. Kedua, mengelola waktu dengan baik.

Kemudian membangun networking untuk membuka akses untuk pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan peluang karir. Selain itu juga menemukan minat baru, serta terbuka dan fleksibel terhadap perubahan tren yang makin pesat.

“Yang terakhir, anak-anak muda perlu menikmati prosesnya, karena tekanan dari dunia dan lingkungan pasti akan ada,” ujar Sekjen.

Salah satu tujuan penyelenggaraan Industrial Festival merupakan upaya untuk membangun engagement dan awareness Kementerian Perindustrian dan pelaku usaha industri dengan generasi muda, agar tercipta para industrialis Indonesia di masa depan.(Ferdi Rantung)

SHARE