ECONOMICS

Meski Mogok Produksi, Tak Jamin Harga Kedelai Turun

Iqbal Dwi Purnama 21/02/2022 14:53 WIB

Para produsen tahu dan tempe menggelar aksi mogok produksi, namun aksi tersebut tidak bisa menjamin membuat harga kedelai khususnya yang impor turun.

Meski Mogok Produksi, Tak Jamin Harga Kedelai Turun (FOTO: MNC Media)

 IDXChannel - Para produsen tahu dan tempe menggelar aksi mogok produksi, namun aksi tersebut tidak bisa menjamin membuat harga kedelai khususnya yang impor turun.

Direktur Akindo (Asosiasi Kedelai Indonesia) Hidayat mengatakan naiknya harga kedelai global menjadi alasan untuk para produsen produk olahan kedelai seperti tempe dan tahu melakukan mogok produksi.

Menurutnya mogok yang dilakukan ini merupakan bentuk edukasi untuk masyarakat bahwa harga tempe maupun tahu pasca mogok tiga hari akan mengalmi kenaikan harga. Sebab modal produksi yang di rogoh juga lebih dalam untuk memproduksi tahu ataupun tempe.

"Karena biaya produksi ini naik, mereka harus jual tempe dan tahunya naik juga kan, (mogok) ini untuk mengedukasi masyarakat, bahwa akan ada kenaikan harga tempe dan tahu di pasar, makanya mereka mogok, padahal kemendag sudah menjelaskan kalau harga kedelai ini naik, harga tempenya berapa, itu sudah ada," kata Hidayat dihubungi, Senin (21/2/2022).

Untuk itu menurut Hidayat seharusnya tidak perlu para pengrajin tempe atau tahu ini mengalami mogok produksi. Karena harga modal tinggal di sesuaikan dengan harga jual di pasar.

"Seharusnya tidak perlu lagi mereka mogok, karena kalau tujuan mogok adalah untuk mengedukasi masyarakat atau konsumen, supaya tidak kaget agar ada kenaikan harga, sudah tidak perlu sebenarnya," sambung Hidayat.

Menurutnya saat ini Indonesia memang masih ketergantungan kedelai impor, sebab minimnya produksi kedelai lokal. Bahkan dari total produksi kedelai di Indonesia hanya 10 persen dari konsumsi kedelai tahunan. 

"Kedelai lokalnya tidak ada, kedelai lokal itu sedikit sekali, barang kali itu kalau menurut laporan Kementan itu cuma 300 ribu ton setahun, padahal konsumsi kita 3 juta ton, jadi kurangnya banyak bangat," sambun Hidayat.

Hidayat menambahkan saat ini importir membeli kedelai dengan harga Rp10.500 sampai Rp10.600/Kg, padahal menurut Hidayat sebelumnya harga tersebut jauh lebih murah dari pada itu.

"Sekarang sedang tinggi-tingginya sekitar itu, sebelumnya sih dibawah Rp10 ribu, atau bahkan di bawah Rp9 ribu, tahun-tahun lalu," tutup Hidayat. (RAMA)

SHARE