ECONOMICS

Minyak Goreng Mahal, Mahasiswa Malang Gelar Demo Tuntut Mendag Dicopot

Avirista M/Kontributor 22/03/2022 14:45 WIB

Naiknya harga minyak goreng hingga berkali-kali lipat membuat sejumlah mahasiswa yang datang dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Malang menggelar aksi demo.

Minyak Goreng Mahal, Mahasiswa Malang Gelar Demo Tuntut Mendag Dicopot. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Naiknya harga minyak goreng hingga berkali-kali lipat membuat sejumlah mahasiswa yang datang dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Malang menggelar aksi demo. Mereka menuntut agar Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi segera dicopot dari jabatannya.

Ratusan massa mahasiswa datang pada Selasa siang (22/3/2022) di depan Gedung DPRD Kota Malang. Mereka berjalan kaki dari kantor komisariat HMI Malang Raya yang ada di Jalan Basuki Rahmat, Kota Malang. Dengan membawa ratusan poster mereka berorasi menyuarakan aspirasinya di depan Gedung DPRD, Kota Malang. 

Massa aksi sempat terlibat aksi dorong dengan kepolisian karena berniat membakar ban usai aspirasinya bertemu Ketua DPRD Kota Malang tak terealisasi. Setelah sempat terlibat saling dorong, para mahasiswa akhirnya berhasil membakar ban bekas. 

Mereka terus berorasi menuntut agar Presiden Joko Widodo mengganti Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia Muhammad Lutfi yang gagal mengatasi persoalan minyak goreng. Apalagi saat ini minyak goreng kembali naik, pasca dihapuskannya kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 14.000 per kilogramnya oleh Mendag M. Lutfi. 

Korlap massa aksi Rahmat Madubun mengungkapkan, ada dua tuntutan utama dalam aksi yang dilakukan oleh HMI gabungan dari delapan perguruan tinggi di Malang. "Dua isu salah satunya mencopot Mendag (Menteri Dalam Negeri), kedua transparansi dana pokir DPRD Kota Malang," ucap Rahmat kepada awak media. 

Khusus untuk pencopotan Mendag M. Lutfi para mahasiswa menilai hal ini layak, karena kebijakan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng sebesar Rp 14.000 per kilogram yang dihapus oleh M. Lutfi. Hal ini dinilai mahasiswa kian mencekik rakyat, apalagi seiring kenaikan harga pangan lainnya menjelang bulan Ramadan. Sehingga mereka menganggap Mendag M. Lutfi yang paling bertanggungjawab dalam persoalan minyak goreng ini. 

"Pencabutan HET minyak goreng, yang kedua ada dua orang ibu - ibu di Kalimantan, yang meninggal dunia karena antri minyak goreng. Itu yang melatarbelakangi kita melakukan aksi hari ini," katanya. 

Dirinya juga menyatakan, aksi dorong yang terjadi karena pimpinan DPRD Kota Malang yang seharusnya menemui para mahasiswa beraudiensi ternyata tidak kunjung keluar. Justru yang terjadi adalah tiga anggota DPRD Kota Malang yang merupakan alumni HMI Malang raya, yang diajukan beraudiensi dengan para mahasiswa. 

"Pimpinan sengaja mengadu-domba kami dengan alumni. Maka kami tolak, kami ingin pimpinan menemui untuk audiensi langsung karena Ketua DPRD yang sedang berada di Surabaya," ungkapnya. 

Mereka juga mengancam bila aspirasinya tak didengar, para mahasiswa akan kembali melakukan aksi yang lebih besar. Terlihat hingga Selasa siang sekitar pukul 14.00 WIB, massa aksi masih terus bertahan di depan DPRD Kota Malang. Sementara itu, ratusan aparat kepolisian baik yang berpakaian dinas maupun preman, juga tetap bersiaga mengamankan area sekitar gedung legislatif. (TYO)

SHARE