Moeldoko Minta Penggunaan Istilah Nuklir di Masyarakat Lebih Hati-Hati
Terlebih, sampai saat ini kekhawatiran masyarakat soal reaksi pemanfaatan nuklir masih sangat besar.
IDXChannel - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, menegaskan bahwa pemerintah hingga saat ini masih menjadikan Pembangkita Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai salah satu opsi untuk mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sekitar 23 persen pada 2025 mendatang.
Namun untuk mewujudkan itu, diperlu program pembangunan yang sebelumnya harus melalui kajian secara mendalam. Terlebih, sampai saat ini kekhawatiran masyarakat soal reaksi pemanfaatan nuklir masih sangat besar.
"Indonesia memang sedang transisi energi ke energi baru terbarukan. Termasuk potensi uranium dan thorium untuk pembangkit listrik tenaga nuklir. Tapi kita harus hati-hati dalam menggunakan istilah nuklir di masyarakat. Butuh edukasi dan sosialisasi," ujar Moeldoko, saat menerima kunjungan Mantan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), bambang Brodjonegoro, di Kantor Staf Kepresidenan, Selasa (12/4/2022).
Kunjungan Bambang tersebut ditemani oleh Vice Presiden Last Energy, Adam Zuckerman. Last Energy sendiri merupakan perusahaan penyedia teknologi pembangkit listrik modular skala kecil bertenaga nuklir (Small Modular Nuclear Power/SMNP).
Adam, dalam kunjungan tersebut menyatakan bahwa kehadirannya untuk mengenalkan sistem pembangkit listrik rendah emisi dan mengandung energi bersih, yakni berbasis modular modern nuclear.
“Dengan menggunakan desain modular yang terstandarisasi, kami (Last Energy) memberikan listrik yang nol emisi dan bisa mendekarbonisasi industri dengan cepat. Kami menggunakan teknologi reaktor air tekan atau Pressurized Water Reactor (PWR),” ujar Adam.
Adam mengklaim, dengan menggunakan teknologi modular, pembangunan dan pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir tidak membutuhkan lahan besar, tapi tetap menghasilkan daya yang sama. Selain itu, lanjut dia, teknologi modular juga bisa dengan mudah dikembangkan ke skala yang lebih besar.
Masih dalam audensi, mantan Menristek RI Bambang Brodjonegoro berharap, pemerintah Indonesia mulai memikirkan nuklir sebagai alternatif sumber energi ke depan, dan tidak lagi menempatkannya sebagai opsi terakhir. Mengutip data world-nuclear.org, Ia menyebut, setidaknya sebanyak 50 negara di dunia telah mengoperasikan PLTN untuk memasok kebutuhan listriknya.
"Energi nuklir memiliki porsi sebesar 10 persen terhadap elektrifikasi di dunia, dengan sebanyak 440 reaktor nuklir yang beroperasi," ujar Bambang. (TSA)