sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Perkembangan PLTN Stagnan Dibanding EBT, Pengamat Energi Beri Penjelasan

Economics editor Oktiani Endarwati
22/09/2021 21:38 WIB
Analis Independen Kebijakan dan Energi Nuklir Mycle Schneider mengatakan perkembangan PLTN stagnan dalam 10 tahun terakhir.
Perkembangan PLTN Stagnan Dibanding EBT, Pengamat Energi Beri Penjelasan(Dok.MNC Media)
Perkembangan PLTN Stagnan Dibanding EBT, Pengamat Energi Beri Penjelasan(Dok.MNC Media)

IDXChannel - Berbagai pilihan teknologi rendah karbon dapat menjadi opsi dalam menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK), seperti energi terbarukan (EBT), Carbon Capture and Storage/ Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS), bahkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Namun pemerintah perlu mempertimbangkannya secara matang sebab masing-masing teknologi mempunyai karakter dan tingkat risiko yang berbeda.

Analis Independen Kebijakan dan Energi Nuklir Mycle Schneider mengatakan perkembangan PLTN stagnan dalam 10 tahun terakhir, berbanding jauh dengan energi terbarukan (EBT) yang justru meningkat pesat.

Dia mencontohkan bahwa di Prancis, bauran listrik dari nuklir mencapai rekor terendahnya pada tahun 2020 selama 30 tahun terakhir. Adanya opsi pembangkitan energi baru terbarukan (EBT) yang lebih murah menjadi penyebabnya.

"Berinvestasi pada PLTN bahkan dapat menggagalkan tercapainya target perubahan iklim karena seharusnya pendanaan yang ada dialokasikan kepada opsi teknologi yang sudah tersedia, murah, dan dapat diimplementasikan dengan cepat," ujarnya dalam Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2021, Rabu (22/9/2021).

Senada, Konsultan Independen Transisi Energi Craig Morris mengatakan bahwa sulit untuk memprediksi harga listrik dari PLTN mengingat PLTN tidak terlalu merespon harga pasar.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement