ECONOMICS

Mulai Berproduksi, JK Pastikan Smelter Kalla Group Gunakan 80 Persen Tenaga Kerja Lokal

Atikah Umiyani/MPI 25/04/2024 14:28 WIB

JK juga merasa bangga lantaran PT BMS berhasil membuktikan kemampuan SDM dari pekerjanya yang 80% dalam negeri. 

Mulai Berproduksi, JK Pastikan Smelter Kalla Group Gunakan 80 Persen Tenaga Kerja Lokal. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) menyampaikan rasa bangganya terhadap proyek smelter milik Kalla Group yaitu PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) yang sudah mulai berproduksi. 

Hal itu diungkapkannya saat memantau proses peleburan nikelore menjadi ferronikel yang dikelola milik PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, belum lama ini.

"Ini dibangun lima tahun terakhir dan hasilnya kita lihat sudah mulai berproduksi," kata JK, melalui keterangan resminya, Kamis (24/4/2024).

JK juga merasa bangga lantaran PT BMS berhasil membuktikan kemampuan SDM dari pekerjanya yang 80% dalam negeri. 

"Ini membanggakan karena perusahaan ini menggunakan tenaga kerja dalam negeri. Bahkan 80 persen itu berasal dari putra daerah Luwu dan sekitarnya. Sedangkan 20 persen berasal dari beberapa daerah termasuk Jawa," tuturnya.

Dia menambahkan, hasil produksi dari PT BMS juga cukup baik dan bersih karena Smelter tersebut menggunakan energy hydro power. Smelter yang terletak di Kecamatan Bua tersebut satu dari dua Smelter di Sulawesi Selatan yang menggunakan hydro power. 

"Dengan sumber energi dari air tersebut membuat hasil produksinya itu bisa diterima di negara Eropa dan Amerika," tegasnya

Rencananya, PT BMS akan menggelar soft lounching pada Agustus 2024. Saat ini, PT BMS telah mempekerjakan 1.500 orang tenaga kerja. 

JK juga mengungkapkan bahwa PT BMS saat ini telah membangun Smelter ke-2. Ia juga memastikan, PT BMS juga akan kembali membangun smelter ketiga dan keempat dalam dua tahun ke depan. Menurutnya, dengan pengembangan tersebut maka akan membuka ribuan lapangan kerja bagi masyarakat Sulawesi Selatan dan Indonesia.

JK menyebutkan target produksi pabrik pertama sebesar 33 ribu hingga 36 ribu ton per tahun. Kemudian saat ini, pembangunan pabrik 2 untuk nikel sulfat bahan baku pembuatan baterai mobil listrik progresnya sudah 40 persen, diperkirakan mulai operasi secara normal pada akhir 2024.

Sementara itu, setiap Smelter yang dibangun membutuhkan paling tidak 1.000 tenaga kerja. JK memastikan bahwa seluruh Smelter miliknya lebih mengutamakan pekerja dalam negeri. 

"Kemungkinan hanya akan menggunakan tenaga kerja dari China di bagian konsultan," pungkasnya. 

(NIA)

SHARE