ECONOMICS

Negosiasi Krisis Utang Sri Lanka Dimulai, China Tak Ikut

Wahyu Dwi Anggoro 14/04/2023 07:51 WIB

Sri Lanka dan secara resmi meluncurkan pembicaraan dengan negara kreditur untuk merestrukturisasi utangnya.

Negosiasi Krisis Utang Sri Lanka Dimulai, China Tak Ikut. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sri Lanka dan secara resmi meluncurkan pembicaraan dengan negara kreditur untuk merestrukturisasi utangnya. Namun, pembicaraan tersebut tidak diikuti China yang merupakan pemberi pinjaman terbesar.

Pemimpin keuangan dari India, Jepang dan negara anggota Paris Club of sovereign creditors mengadakan pertemuan  dengan Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington. Pertemuan menandai dimulainya upaya restrukturisasi utang Sri Lanka.

Diskusi tersebut bertujuan untuk mengatasi kebuntuan antara China dan pemberi pinjaman lainnya. China dan negara kreditur lainnya sampai saat ini masih berselisih mengenai cara yang paling tepat untuk merestrukturisasi utang Sri Lanka.

“Sri Lanka masih dilanda krisis utang dan penyelesaianyang  cepat diperlukan agar Sri Lanka keluar secepat mungkin dari krisisnya,” kata Deputi Direktur Pelaksana IMF Kenji Okamura, dilansir dari Reuters pada Jumat (14/4/2023)

“Kami berharap semua kreditur bilateral dapat berpartisipasi dan negosiasi berjalan cepat,” lanjutnya.

Baik Sri Lanka maupun negara krediturnya mengatakan mereka ingin China ikut serta dalam diskusi restrukturisasi. Namun, mereka juga khawatir China akan menghambat jalannya diskusi.

Anggota Paris Club memberikan pinjaman sebesar USD4,8 miliar kepada Sri Lanka. China berada di posisi kedua dengan pinjaman sebesar USD4,5 miliar.

IMF menyetujui dana talangan senilai USD3 miliar untuk Sri Lanka pada 20 Maret. Lembaga keuangan tersebut mendorong pembicaraan restrukturisasi utang yang cepat.

Tekanan utang di negara berkembang dan kerja sama di antara para kreditur menjadi tema utama pertemuan IMF dan Bank Dunia minggu ini di Washington. China merupakan kreditur bilateral terbesar di dunia.(WHY)

SHARE