Oktober, Perusahaan China Mulai Bangun Smelter Nikel di KEK Sorong
Perusahaan asal China memastikan akan memulai pembangunan smelter nikel di KEK Sorong pada Oktober ini.
IDXChannel - Setelah menanti enam bulan lebih, melalui proses yang panjang, rencana investasi perusahaan asal China akhirnya terjawab. PT Hengseng New Energy Material Indonesia dipastikan akan memulai running perdananya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Sorong.
Direktur Utama PT Sino Consultant Investment Indonesia, Adriana Imelda Daat, selaku fasilitator investor yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sorong menegaskan, perusahaan asal China tersebut dipastikan akan memulai pembangunan smelter nikel tahap awal di KEK Sorong pada Oktober 2022.
Menurut Dian sapaan akrab Adriana, proses pembangunan smelter tahap pertama akan memakan waktu selama 16 hingga 19 bulan. Di mana, sambungnya, seperti rencana, nantinya ada sebanyak lima investor asal China yang akan beroperasi di wilayah KEK Sorong. PT Hengsheng yang akan memulai terlebih dahulu.
"Sebagai tahap awal pembangunan diperkirakan memakan waktu hingga 19 bulan yang dimulai pada Oktober oleh PT Hengsheng. Kemudian sesuai dengan kondisi di lapangan, nanti pasti empat investor lainnya akan segera menyusul beroperasi di KEK Sorong," kata Adriana di Aimas Ibu Kota Kabupaten Sorong, Rabu (21/9/2022).
Dian mengaku bersyukur atas kepastian dimulainya investasi perusahaan asal China tersebut. Sebab, perempuan asli Papua ini mengaku, proses dimulai investasi perusahaan asal China itu dilalui dengan perjalanan panjang.
Dian juga menyampaikan terima kasih kepada Mantan Bupati Sorong, John Kamuru, Penjabat Bupati Sorong Yan Piet Mosso, serta seluruh perangkat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis terkait yang telah merespon positif dan banyak membantu pihaknya hingga running awal perusahaan asal China ini akan segera beroperasi.
"Akhirnya kepastian dimulainya aktivitas perusahaan asal China ini sudah sah akan dimulai pada Oktober bulan depan. Tentunya semua melalui proses yang panjang," ungkap mantan Ketua Umum BPD HIPMI Papua Barat ini.
Selain itu, menurut Dian, dengan hadirnya perusahaan asal China berinvestasi di kawasan KEK Sorong menjadi satu berkah bagi warga Papua yang ada di wilayah tersebut dalam meningkatkan perekonomian masyarakat asli Papua.
"Tentunya sesuai komitmen kami, untuk tenaga kerja sudah pasti didahulukan anak-anak asli Papua yang mempunyai skill di bidang ini. Dan sekali lagi saya sampaikan bahwa semua demi kesejahteraan rakyat Papua," ungkap mantan legislator (DPRD) Raja Ampat ini.
Sementara itu, dalam rangka memenuhi kebutuhan investor yang akan berinvestasi di KEK Sorong, Pemerintah Kabupaten Sorong akan melakukan penambahan panjang ideal pelabuhan sepanjang 350 meter.
Pj Bupati Sorong, Yan Piet Mosso melalui Kepala Dinas Perhubungan Kabuoaten Sorong, Kenny Baldus Gedy mengatakan, ada satu titik di laut yang sedikit menghambat pekerjaan. Sehingga perlu adanya kajian sebelum mengeksekusi pembangunan dermaga tambahan.
"Minggu ini, tim teknis penguji akan datang ke sini untuk melakukan survei laut agar kita mengetahui berapa luas terumbu karang yang harus kita pindahkan ke lokasi yang baru. Hal itu sesuai dengan arahan Pj Gubernur Papua Barat atas permintaan Pj Bupati Sorong tentang percepatan pembangunan Kabupaten Sorong," jelas Kenny Baldus.
Kenny menambahkan, untuk kebutuhan lansir material pembangunan konstruksi smelter tahap awal sebenarnya dermaga eksisting yang ada di pelabuhan Arar saat ini sudah mencukupi.
Hanya saja ketika nanti smelter tersebut sudah beroperasi secara penuh, maka kapal-kapal dengan tonase besar akan hilir mudik di KEK Sorong dan itu membutuhkan kondisi pelabuhan yang lebih memadai.
"Sesuai dengan Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN) maka untuk meningkatkan status dari terminal menjadi Pelabuhan Arar harus memiliki dermaga sepanjang 350 meter. Dan untuk membangun tambahan dermaga ini mamakan waktu sedikitnya 1 hingga 2 tahun," sebut Kenny.
Dikatakan Kenny, metode pembangunan dermaga tambahan ini dapat dikerjakan sepenuhnya oleh pemerintah daerah. Namun tidak menutup kemungkinan untuk pelaksanaan sistem sharing.
"Pemkab Sorong bisa tangani sendiri secara langsung, tapi jika memang kebutuhannya sangat mendesak maka investor dapat membangun dermaga tersebut. Kemudian nanti akan dibuat perhitungan dengan nilai investasi mereka di KEK Sorong," pungkasnya. (FAY)