OPEC Ngotot Pangkas Produksi Minyak Meski AS Geram
Anggota OPEC mendukung keputusan memangkas produksi minyak dunia meski terjadi bentrokan antara AS dan Arab Saudi.
IDXChannel - Anggota OPEC mendukung keputusan memangkas produksi minyak dunia meski terjadi bentrokan antara AS dan Arab Saudi. Negara Paman Sam menilai pengurangan produksi minyak justru meningkatkan pendapatan Rusia.
AS juga menuduh Arab Saudi mendukung Moskow dan memaksa anggota OPEC lainnya untuk menyetujui pengurangan produksi.
Menteri Pertahanan Arab Saudi dan Putra Raja Salman menekankan kembali bahwa keputusan mengurangi produksi sebesar 2 juta barel per hari adalah hasil konsensus dan murni didasarkan pada faktor ekonomi.
Menteri Energi negara Teluk, Suhail al-Mazrouei turut menunjukkan dukungannya terhadap keputusan OPEC+ "Saya ingin mengklarifikasi bahwa keputusan OPEC+ terbaru, yang disetujui dengan suara bulat, adalah keputusan teknis murni, tanpa niat politik apa pun,” katanya dalam akun Twitter miliknya, Senin (17/10/2022).
Dukungan itu juga diikuti oleh tanggapan dari negara pemasok minyak Irak SOMO. "Ada konsensus lengkap di antara negara-negara OPEC+ bahwa pendekatan terbaik dalam menghadapi kondisi pasar minyak selama periode ketidakpastian dan ketidakjelasan saat ini adalah pendekatan pre-emptive yang mendukung stabilitas pasar dan memberikan panduan yang diperlukan untuk masa depan," kata SOMO dikutip dari Reuters, Senin (17/10/2022).
Kebijakan OPEC juga mendapat respon baik dari Chief Executive Officer Kuwait Petroleum Corporation, Nawaf Saud al-Sabah. Ia menyambut baik keputusan OPEC dan mengatakan bahwa Kuwait akan mempertahankan pasar minyak yang seimbang.
Sementara Oman dan Bahrain mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa OPEC dengan suara bulat menyetujui pengurangan tersebut. Pun juga Menteri Energi Aljazair dan Sekretaris Jenderal OPEC , Haitham Al Ghais menyatakan kepercayaan penuh mereka terhadap keputusan OPEC.
Beberapa analis mengatakan volatilitas baru-baru ini di pasar minyak mentah dapat diatasi dengan pemotongan yang akan membantu menarik investor ke pasar yang berkinerja buruk.
(DES/ Ribka Christiana)