ECONOMICS

Pakar Kesehatan Afrika Selatan Klaim Varian Omicron Tidak Mematikan

Hasyim Ashari 29/11/2021 13:22 WIB

Pakar medis di Afrika Selatan menyebut bahwa gejala varian Omicron tidak mematikan dan dapat dirawat di rumah.

Pakar Kesehatan Afrika Selatan Klaim Varian Omicron Tidak Mematikan (Ilustrasi)

IDXChannel - Seorang dokter dan sekaligus ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan bernama Dr. Angelique Coetzee mengatakan bahwa gejala varian Omicron tidak mematikan dan dapat dirawat di rumah.

Seperti diketahui Dr. Angelique Coetzee merupakan salah satu yang pertama yang menemukan varian baru. Hal itu berdasarkan pengalamannya saat merawat pasien di kliniknya yang memiliki gejala yang berbeda dari varian Delta.

Coetzee mengatakan gejalanya ringan pada pasien yang dia amati. Mereka kebanyakan terdiri dari kelelahan, nyeri tubuh dan sakit kepala.

“Gejala pada tahap itu sangat terkait dengan infeksi virus normal. Dan karena kami belum melihat Covid-19 selama delapan hingga 10 minggu terakhir, kami memutuskan untuk mengujinya,” katanya Coetzee seperti dikutip dari Deadline, Senin (29/11/2021).

Namun, Coetzee mulai curiga ada sesuatu yang lain terjadi. Hal tersebut dikarenakan membludaknya jumlah pasien yang datang dengan gejala serupa.

“Kami telah melihat banyak pasien Delta selama gelombang ketiga. Dan ini tidak sesuai dengan gambaran klinis. Sebagian besar dari mereka melihat gejala yang sangat ringan, dan sejauh ini tidak ada satu pun dari mereka yang menerima pasien untuk dioperasi. Kami telah mampu merawat pasien ini secara konservatif di rumah,” jelasnya.

Lebih lanjut, Coetzee menambahkan bahwa gejala yang timbul akibat infeksi varian baru Omicron tidak seperti varian Covid-19 yang lainnya yang dapat menimbulkan hilangnya bau atau rasa (anosmia) yang diamatinya. Tingkat oksigen juga tetap normal pada mereka yang terinfeksi varian baru.

Menurut pengamatan Coetzee, pasien yang terinfeksi virus Omicron pada orang berusia 40 tahun atau lebih muda, dan bahkan hampir separuh yang dirawatnya tidak divaksinasi hanya menimbulkan keluhan seperti kelelahan, sakit kepala, dan nyeri. Belum ada bukti yang menunjukan adanya penyakit parah ataupun mengkahwatirkan lainnya.

“Keluhan klinis yang paling dominan adalah kelelahan yang parah selama satu atau dua hari. Bersama mereka, sakit kepala dan tubuh terasa sakit dan nyeri,” pungkasnya. (NDA)

SHARE