ECONOMICS

Pakistan Dihantam Krisis Ekonomi, IMF Turun Gunung 

Fiki Ariyanti 29/01/2023 07:15 WIB

IMF akan mengirim tim ke Pakistan pekan depan untuk membahas menghidupkan kembali program bailout yang sangat dibutuhkan negara tersebut.

Pakistan Dihantam Krisis Ekonomi, IMF Turun Gunung. (Foto: Khaleej Times/Okezone).

IDXChannel - Dana Monetary International (IMF) akan mengirim tim ke Pakistan pekan depan untuk membahas menghidupkan kembali program bailout yang sangat dibutuhkan negara tersebut. Pakistan saat ini mengalami krisis valuta asing, sehingga membuat aktivitas impor nyaris terhenti. 

Negara Asia Selatan itu berada dalam kesulitan ekonomi yang parah untuk membayar utang luar negeri. Selain itu, Pakistan sedang berjuang melawan kenaikan inflasi dan hanya memiliki dolar yang hanya cukup untuk impor sekira tiga minggu.  

IMF mengatakan, tim peninjau akan tiba di ibu kota Islamabad pada Selasa waktu setempat dalam upaya untuk memecahkan kebuntuan untuk memberikan lebih banyak bantuan keuangan.

Itu terjadi beberapa hari setelah Islamabad tunduk pada tekanan untuk menghapus pertukaran untuk membantu mengendalikan pasar gelap yang merajalela. Penghapusan tersebut membuat Rupee anjlok terhadap dolar AS ke level terendah dalam sejarah.

Mohammad Sohail, Analis Keuangan dan CEO Topline Securities mengatakan, pemerintah telah melewati rintangan besar dalam mengamankan cicilan IMF berikutnya.

"Meninggalkan pasar valas untuk kekuatan pasar adalah salah satu syarat terbesar IMF, yang ditentang pemerintah di masa lalu," katanya dikutip dari AFP, Sabtu (28/1/2023).

Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif berharap terjadi kesepakatan bulan ini.

"Pakistan hari ini berdiri di persimpangan jalan di mana kami berusaha untuk menghemat setiap sen," katanya pada sebuah acara di ibu kota, seraya menambahkan bahwa daftar prioritas impor telah disiapkan.

Kekacauan Politik

Bank sentral yang telah menolak sejak awal bulan untuk mengeluarkan letter of credit di hampir semua kasus selain impor makanan dan obat-obatan melaporkan, cadangan devisa telah turun lagi ke level terendah dalam hampir sembilan tahun sebesar USD3,7 miliar.

Ekonomi yang jatuh mencerminkan kekacauan politik, dengan mantan perdana menteri, Imran Khan menumpuk tekanan pada pemerintah koalisi yang lemah dan menyerukan pemilihan yang jatuh tempo paling lambat Oktober.

Khan, yang digulingkan tahun lalu dalam mosi tidak percaya, menjadi perantara paket pinjaman multi-miliar dolar dari IMF pada 2019.

Tapi Khan mengingkari janjinya untuk memotong subsidi dan intervensi pasar yang telah meredam krisis biaya hidup, menyebabkan program terhenti.

Itu sempat dihidupkan kembali di bawah Sharif, tetapi dia juga enggan memenuhi persyaratan pinjaman di tengah penurunan popularitas.

Sharif menyerukan, awal bulan ini agar IMF memberi Pakistan ruang bernapas saat negara itu mengatasi situasi 'mimpi buruk', dengan ribuan kontainer pengiriman tertahan di Pelabuhan Karachi.

Pakistan masih belum pulih dari banjir dahsyat dan berjuang melawan kekurangan energi besar yang telah menyebabkan pabrik-pabrik, termasuk di pasar ekspor tekstil yang penting, ditutup sebagian.

Pemadaman listrik nasional minggu ini yang berlangsung lebih dari 12 jam dikaitkan dengan tindakan pemotongan biaya, yang diperkirakan merugikan industri tekstil sebesar USD70 juta.

(FAY)

SHARE