Pasar Properti Mewah Singapura Lesu akibat Skandal Pencucian Uang
Pasar rumah mewah di Singapura mengalami penurunan setelah pihak berwenang membongkar skandal pencucian uang terbesar di negara tersebut.
IDXChannel - Pasar rumah mewah di Singapura mengalami penurunan setelah pihak berwenang membongkar skandal pencucian uang terbesar di negara tersebut.
Jumlah transaksi bungalo high-end hanya mencapai delapan unit hingga akhir September, terburuk dalam hampir satu dekade.
"Operasi anti pencucian uang yang dilakukan oleh Kepolisian Singapura baru-baru ini telah menekan pasar properti mewah," ujar Lewis Cha, direktur eksekutif List Sotheby's International Realty, dilansir dari Bloomberg pada Selasa (31/10/2023).
"Pasar membutuhkan waktu untuk melupakan citra negatif ini," lanjutnya.
Para penjual, tuan tanah, dan agen kini menjadi lebih berhati-hati. Mereka juga melakukan pemeriksaan latar belakang calon pembeli.
Dalam satu kasus, pemilik sebuah bungalo menolak calon penyewa dari wilayah Fujian di China, meskipun orang tersebut menawarkan untuk membayar uang sewa lima tahun di muka.
Sebelumnya, otoritas Singapura mengungkapkan bahwa sebagian besar tersangka dalam skandal pencucian uang berasal dari Fujian.
Bungalo high-end mengacu pada rumah mewah yang memiliki luas tanah minimal 1.400 meter persegi. Properti ini biasanya terletak di area eksklusif.
Setidaknya setengah dari 10 orang yang ditangkap dalam skandal pencucian uang tinggal di tempat seperti itu. Salah satunya menempati rumah besar di Nassim Road, sebuah area ultra-eksklusif yang menjadi basis beberapa kedutaan besar.
Di sisi lain, tingginya inflasi, suku bunga,dan pajak juga membatasi minat pembeli. Lonjakan inflasi membuat harga properti mewah menjadi lebih mahal.
"Dengan meningkatnya suku bunga dan ketidakpastian, pembeli menjadi lebih berhati-hati," kata Leonard Tay, kepala riset di Knight Frank Singapura. (WHY)