ECONOMICS

Pedagang Gorengan Keluhkan Minyak Mahal: Pembeli Sepi, Modal Naik Dua Kali Lipat

Advenia Elisabeth/MPI 09/11/2021 16:27 WIB

Kenaikan minyak goreng mengakibatkan modal usaha jadi membengkak.

Kenaikan minyak goreng mengakibatkan modal usaha jadi membengkak. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Naiknya harga minyak goreng tengah menjadi sorotan sejumlah pihak. Tak terkecuali para pedagang gorengan yang menjadi imbasnya.

Salah seorang pembeli sekaligus berprofesi sebagai pedagang gorengan di bilangan Bekasi, Fadli (42) mengaku kesulitan menaikkan harga gorengan. Pasalnya, satu gorengan yang biasa ia jual dihargai Rp 1 ribu per pcs, dan pelanggannya juga sudah terbiasa dengan harga segitu.

"Biasanya harga gorengan satunya itu seribu rupiah, tapi karena sekarang harganya minyak mahal, kita mau naikin juga susah. Pembeli mintanya Rp 5 ribu dapat lima pcs, padahal kita mau jualnya itu Rp 5 ribu dapat 3-4 pcs aja susah banget. Dari pada pembelinya kabur, yaudah kita ngalah tapi ya gitu jadi susah untung," ungkapnya saat ditemui,MNC Portal Indonesia, Selasa (9/11/2021).

Ia pun mengaku prihatin dengan kondisi harga minyak goreng sekarang ini. Sebab, hal itu mengakibatkan modal usahanya menjadi membengkak dari sebelumnya.

"Harga minyak goreng sekarang ini bikin pedagang menjerit. Saya jualan, keuntungannya nggak ada. Pembeli juga makin sepi," ujarnya.

"Dulu saya beli di agen, minyak goreng kemasan itu harganya Rp 19 ribu yang dua liter, sekarang Rp 35 ribu. Sehari saya butuh 4 liter, modalnya sudah habis di minyak duluan," jelas Fadli.

Lanjutnya ia bercerita, sebelumnya modal dia Rp 350 ribu sudah bisa mencukupi semua kebutuhan dagangnya. Namun sekarang, melonjak Rp 700 ribu akibat dibebani dengan harga minyak kemasan yang dibeli.

"Kita berharap harga minyak goreng ini bisa diturunkan lagi seperti dulu, supaya pedagang dapat keuntungan dan pembeli juga nggak mengeluhkan," harapnya.

Rasa prihatin pun juga dirasakan oleh pedagang gorengan lain seperti Yati (47), dirinya mengeluh harga minyak yang melambung tinggi. Sebab, hal itu berpengaruh pada usahanya. Ia pun mengaku tidak tega jika alternatif mencari keuntungannya dengan mengurangi ukuran gorengan.

"Kita ngeluh harganya minyak naik, sedangkan pembeli mintanya gorengan harganya satu Rp 1 ribu. Dikurangi gimana, tapi kalau ukurannya dikecilin juga nggak tega saya. Kadang juga ada yang beli Rp 10 ribu tapi minta di tambah satu jadi dapat 11," kata Yati.

Lanjutnya, meskipun harga minyak berubah, tetapi hal itu tidak mengubah kuantitas dagangannya.

Yati mengatakan, biasanya dia beli minyak kemasan 2 liter di pasar tradisional dengan harga Rp 20 ribu, kini ia harus menggerus kocek Rp 35 ribu.

"Biasanya saya beli cuma Rp 19 ribu buat 2 liter, sekarang jadi Rp 35 ribu. Saya berharap banget harga minya bisa segera turun," tutupnya. (TIA)

SHARE