Pemakaian Hidrogen Indonesia Diproyeksi Naik Jadi 9,9 Juta Ton per Tahun
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan pemanfaatan hidrogen meningkat menjadi 9,9 juta ton per tahun.
IDXChannel - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan pemanfaatan hidrogen meningkat menjadi 9,9 juta ton per tahun. Sektor pembangkit listrik merupakan pengguna terbesar.
Koordinator Pelayanan dan Pengawasan Usaha Aneka Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM, Muhamad Alhaqurahman Isa menyebut, proyeksi pemanfaatan hidrogen mulai direalisasikan pada 2060 mendatang.
Saat ini, Indonesia baru memanfaatkan sekitar 1,75 juta ton hidrogen per tahun, terutama di sektor industri seperti pupuk, minyak, dan gas.
"Pada 2060, kami perkirakan pemanfaatan hidrogen akan meningkat menjadi sekitar 9,9 juta ton per tahun, dengan sektor pembangkit listrik sebagai pengguna terbesar," ujar Isa, Sabtu (7/9/2024).
Dia menjelaskan, salah satu tantangan pemerataan energi di Indonesia adalah interkoneksi infrastruktur. Hidrogen bisa menjadi solusi dalam menjangkau kebutuhan energi di pelosok.
“Dengan potensi energi baru terbarukan yang tinggi di daerah dengan permintaan rendah, hidrogen dapat menjadi solusi untuk menyimpan dan mendistribusikan energi ke daerah yang membutuhkan," paparnya.
Isa juga menyoroti tiga peran hidrogen yang akan digunakan di masa depan, yaitu, mendukung pengembangan energi terbarukan, mencapai target dekarbonisasi, dan berperan dalam pasar ekspor.
Senada, Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo menekankan peran perusahaan dalam transisi energi, selain dekarbonisasi di sektor kelistrikan, PLN juga terus mengembangkan energi alternatif ramah lingkungan, salah satunya melalui pengembangan hidrogen.
"PLN berkomitmen untuk menjadi katalisator dalam mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060. Kami telah berhasil menghindarkan emisi sebesar 3,7 miliar ton CO2 melalui berbagai inovasi dan upaya transformasi. Ke depannya PLN akan terus melakukan pengembangan energi bersih di mana hidrogen menjadi salah satu alternatifnya," kata Darmawan.
Menurutnya, dalam mengembangkan teknologi baru seperti hidrogen, PLN menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, di antaranya melalui penandatanganan nota kesepahaman atau Momerandum of Understanding (MoU) dengan Hidrogene De France (HDF) Energy untuk menjajaki pengembangan ekosistem hidrogen.
Kerja sama PLN dan HDF Energy bertujuan mendukung transisi energi berkelanjutan di Indonesia, di mana hidrogen diproyeksikan menjadi salah satu energi alternatif. Melalui kerja sama, PLN akan mengembangkan pembangkit listrik yang menggabungkan sumber energi terbarukan dengan penyimpanan energi dalam bentuk hidrogen.
“Saat ini, PLN tidak hanya menyediakan listrik, tetapi juga untuk menjadi pelopor dalam penggunaan energi terbarukan dan berkelanjutan. Perubahan iklim adalah permasalahan global yang harus dihadapi bersama-sama,” beber dia.
“Untuk itu, PLN tidak bisa menjalankan semuanya dalam suasana kesendirian, satu-satunya cara untuk menghadapi tantangan tersebut adalah melalui kolaborasi," lanjut Darmawan. (Wahyu Dwi Anggoro)