ECONOMICS

Pemasok Suku Cadang Evtec Nyaris Bangkrut, Ini Penyebabnya

Desi Angriani 07/10/2022 07:40 WIB

Ramainya pasar kendaraan listrik membuat perusahaan suku cadang harus banyak berinvestasi ke mesin baru sambil menghadapi penurunan penjualan.

Pemasok Suku Cadang Evtec Nyaris Bangkrut, Ini Penyebabnya (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pasar kendaraan listrik kini tengah bersinar dan menjadi incaran investor. Namun bagi para penyedia suku cadang mesin otomatis hal ini justru menjadi tantangan besar.

Ramainya pasar kendaraan listrik saat ini, membuat perusahaan suku cadang harus banyak berinvestasi ke mesin baru sambil berjuang menghadapi penurunan penjualan mobil berbahan bakar fosil.

Salah satunya Evtec Alumunium, perusahaan suku cadang di Inggris ini nyaris tak bertahan. Evtec atau yang lebih dikenal dengan Liberty Alumunium telah menginvestasikan puluhan juta pound untuk mesin baru.

Pelanggan utama Evtec yakni Jaguar Land Rover (JLR) milik Tata Motors pun kini berinvestasi miliaran dolar untuk model diesel baru dan kapasitas produksi.

Eropa dalam dekade terakhir ini memang masih bertumpu pada diesel sebagai bahan bakar hijau untuk masa depan.

"Kami berpikir diesel adalah masa depan. Sayangnya, kita mendukung hal yang salah" kata Brett Parker, direktur bisnis Evtec dikutip dari Reuters, Jumat(7/10/2022).

Penggunaan diesel pada tahun 2015 silam sempat mencapai 52% dar penjualan mobil di Eropa. Namun setelah kejadian skandal Dieselgate Volkswagen dan ramainya pasar EV, kini diesel telah menurun menjadi 19,6% dari penjualan di Eropa. Pada tahun 2021 penurun bahkan terus berlanjut.

Penjualan mobil berbahan bakar bensin di Eropa kini sudah mulai menurun sekitar 40% pada tahun 2021 dan tahun 2015 turun sekitar 45%. Apalagi saat nanti Eropa benar-benar telah beralih ke EV.

Pemasok suku cadang mesin utama seperti Vitesco Technologies Group AG dan Schaeffler sudah berinvestasi dalam transisi ke listrik, namun perusahaan kecil seperti Evtec harus mampu beradaptasi atau terpaksa gulung tikar.

"Kita semua memiliki lembah kematian kita sendiri untuk mencapai EV, tetapi untuk beberapa pemasok itu akan jauh lebih sulit." kata Roberts selaku investor Evtec.

Roberts mengatakan perusahaan memiliki nilai bisnis sekitar 330 juta pound (USD363,8 juta) yang disiapkan untuk suku cadang EV untuk JLR selama kontrak tujuh tahun, ditambah sekitar 250 juta pound lagi dengan pembuat mobil lain.

Evtec harus menghabiskan hingga 70 pound untuk membeli peralatan dan mesin baru dalam kontrak tersebut. Meski begitu, Evtec juga mendapat dukungan dari produsen mobil Jaguar Land Rover (JLR) sebagai pelanggan setia Evtec.

“Pemasok kami memainkan peran penting dalam transformasi kami. Maka kami akan bekerja sama dengan mereka selama transisi industri otomotif ke elektrifikasi." kata juru bicara JLR.

(DES/ Ribka Christiana)

SHARE