ECONOMICS

Pemerintah Berencana Luncurkan B50, Produksi Sawit RI Sudah Mencukupi?

Iqbal Dwi Purnama 06/09/2024 01:00 WIB

Pemerintah berencana memproduksi massal bahan bakar B50 atau program bauran biodiesel 50 persen mulai 2025.

Pemerintah Berencana Luncurkan B50, Produksi Sawit RI Sudah Mencukupi? Foto: MNC Media.

IDXChannel - Pemerintah berencana memproduksi massal bahan bakar B50 atau program bauran biodiesel 50 persen mulai 2025. Hal ini tentu membutuhkan produksi minyak sawit yang lebih banyak dibandingkan dengan sebelumnya.

Wakil Ketua Dewan Pengawas Indonesia Palm Oil Strategic Studies (IPOSS), Sofyan Djalil, menilai akan ada konsekuensi dari sisi ekonomi jika Pemerintah mau menerapkan B50, seperti meningkatkan kapasitas produksi, mengurangi jatah ekspor CPO, atau mengurangi jatah minyak sawit untuk kebutuhan konsumsi.

"Biodiesel kita harus dorong. Tapi kalau misalnya dengan produktivitas tidak meningkat, sekitar 50 juta ton, Kemudian penggunaan biodiesel berarti bisa berkurangnya komponen untuk ekspor," ujar Sofyan Djalil usai acara Peluncuran Buku 'Sawit, Anugerah yang Perlu Diperjuangkan' di Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, pada 2023 produksi kelapa sawit di Indonesia sebesar 46,9 juta ton dari total luas lahan 16,8 juta ton.

"Begitu ekspor kita kurang, uangnya tidak cukup untuk membiayai program biodiesel. Tidak cukup membiayai program PSR. Ini lingkaran setannya seperti itu," kata dia.

Selain itu, tantangan dari peningkatan produksi minyak sawit adalah menyangkut keterbatasan lahan. Sebab, pembukaan lahan baru akan langsung berkaitan dengan isu deforestasi, sehingga salah satu jalannya untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan program peremajaan sawit rakyat.

"Kalau produksi meningkat maka B40, B50, B60 bisa dicapai. Jadi sangat tergantung, karena penggunaan itu meningkat, berarti produksi juga harus meningkat. Tapi kalau produksi tetap, maka harus kita korbankan yang lain, yang bisa kita korbankan adalah ekspor," kata Sofyan Djalil.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono menambahkan dengan meningkatkan kapasitas produksi sebesar 5 ton per hektare per tahun, maka total produksi sawit di Indonesia bisa meningkat hingga 81,5 juta ton per tahun.

"Sedangkan kalau mau mencapai 100 juta ton pada tahun 2045, kita hanya cukup membuka areal yang terdegradasi itu sekitar 3 juta hektare. Menurut kami banyak areal yang terdegradasi," kata dia.

(NIA DEVIYANA)

SHARE