ECONOMICS

Pemerintah Hapus Beras Premium dan Medium, Zulhas Beberkan Alasannya

Tangguh Yudha 27/07/2025 14:41 WIB

Pemerintah menghapus kategori beras premium dan juga medium. Nantinya, hanya ada beras biasa dan beras khusus yang dijual di pasaran.

Pemerintah Hapus Beras Premium dan Medium, Zulhas Beberkan Alasannya. (Foto: Inews Media Group)

IDXChannel - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pangan akan menghapus kategori beras premium dan juga medium. Nantinya, hanya ada beras biasa dan beras khusus yang dijual di pasaran.

Menko Pangan, Zulkifli Hasan mengungkapkan, langkah itu diambil untuk memudahkan masyarakat dalam membeli beras. Mengingat belakangan ini marak terjadi praktik pengoplosan beras oleh produsen nakal.

>

"Nah melihat pengalaman itu, maka beras nanti kita akan buat hanya satu jenis beras saja. Beras ya beras, sudah. Ya tidak lagi medium dan premium," kata Zulkifli Hasan dikutip dari pernyataan resminya, Minggu (27/7/2025).

Lebih lanjut Menteri yang akrab disapa Zulhas itu menjelaskan kategori pertama yaitu beras, merupakan produk beras yang disubsidi oleh pemerintah hasil produksi para petani lokal. Sementara beras khusus akan melalui sertifikasi pemerintah berdasarkan jenisnya.

“Beras khusus itu yang diberikan sertifikasi oleh pemerintah semisal basmati, beras ketan atau japonica. Bukan premium atau medium karena berasnya itu-itu saja. Beras khusus ini berdasarkan jenisnya,” kata Zulhas.

Dia menegaskan, selain dengan menghapus kategori beras premium dan medium, tindakan tegas dari penegak hukum juga sangat penting dilakukan demi melindungi hak konsumen dan memperbaiki tata niaga pangan.

“Penegakan hukum harus benar-benar tegas agar memberi efek jera bagi para pengoplos. Tidak boleh ada lagi toleransi bagi pelaku kecurangan pangan,” katanya.

Ia pun menekankan pemerintah akan terus menggelar operasi pasar agar masyarakat bisa mendapatkan beras berkualitas dengan harga yang terjangkau. Langkah tersebut tidak hanya menghentikan peredaran beras oplosan, tetapi juga mengembalikan kepercayaan.

(Febrina Ratna Iskana)

SHARE