ECONOMICS

Pemerintah Longgarkan PPKM, Pengusaha Ritel Akui Ada Angin Segar

Shelma Rachmahyanti 10/09/2021 13:33 WIB

Aprindo mengungkap dengan adanya pelonggaran di masa PPKM, perlahan sudah memberikan perbaikan bagi sektor ritel. 

Pemerintah Longgarkan PPKM, Pengusaha Ritel Akui Ada Angin Segar (Dok.MNC Media)

IDXChannel – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan, saat ini sektor ritel masih terdampak dengan situasi pandemi. Namun dengan adanya pelonggaran di masa PPKM, perlahan sudah memberikan perbaikan bagi sektor ritel. 

“Pada saat kuartal II sebenarnya sudah mulai membaik ketika kita sudah mulai berhasil menurunkan kasus Covid-19. Tetapi karena adanya virus Delta ketika pertengah Juli, maka sampai saat ini kami masih merasakan dampaknya dengan penurunan hampir sekitar 20% dari produktivitas sebelum pandemi atau dalam kondisi PPKM Darurat,” katanya dalam Market Review IDX Channel, Jumat (10/9/2021).

Roy menjelaskan, hal tersebut terjadi karena adanya pembatasan mobilitas masyarakat dan juga daya beli yang masih tertahan. Adapun di situasi pandemi saat ini, masyarakat masih ingin melihat situasi dan perkembangan dari kasus Covid-19.

“Adanya pembatasan mobilitas, kemudian juga daya beli yang masih tertahan di status ekonomi menengah ke bawah. Tentunya kita ketahui menengah ke atas dengan PPKM Darurat sekarang mereka masih menahan belanja, karena memang melihat situasi dan perkembangan terlebih dahulu,” jelas dia.

Namun, ia tidak menampik dengan adanya berbagai pelonggaran yang sudah mulai dilakukan, perlahan sudah memberikan perbaikan bagi sektor ritel. Walau, kondisi belum sama seperti pada saat PPKM Mikro diberlakukan.

“Perbaikan itu karena saat ini sudah ada yang namanya QR code PeduliLindungi. Ketika diberlakukan dan masyarakat sudah mulai mengunjungi pusat belanja maupun juga ritel. Tapi kalau dihitung dari jumlah yang datang, tentunya belum sama seperti keadaan PPKM Mikro ketika aplikasi PeduliLindungi belum diterapkan,” ucap Roy. 

Diinformasikan sebelumnya, sektor ritel menjadi salah satu sektor usaha yang terpuruk akibat pandemi Covid-19. Bahkan dari tahun 2020 hingga pertengahan 2021, sudah ada 1.500 toko ritel yang harus tutup karena tidak kuat menanggung beban biaya sewa dan operasional toko.

(IND) 

SHARE