Pemindahan Ibu Kota ke IKN Dinilai Efektif Kurangi Polusi Jakarta
Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur akan berkontribusi dalam penurunan emisi karbon di Jakarta.
IDXChannel - Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur akan berkontribusi dalam penurunan emisi karbon di Jakarta. Mengingat ini akan mengurangi beban padatnya transportasi di DKI Jakarta.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (Ketum BPP) HIPMI Akbar Himawan Buchari.
"Saya setuju dengan pandangan Presiden Joko Widodo, beliau menjelaskan bahwa polusi udara bisa lebih dikendalikan usai pemerintahan pusat secara resmi berkantor di IKN. Karena semua pegawai hingga pejabat tinggi pemerintahan akan bekerja di sana sehingga ini mengurangi volume kendaraan bermotor di jalanan DKI Jakarta," ujar Akbar melalui keterangan tertulis, Rabu (23/8/2023).
Di samping itu, menurutnya, dari sisi kesehatan udara di IKN tentu kualitasnya jauh lebih baik berkat wilayahnya yang berada di kawasan hutan hujan tropis dan dibandingkan di DKI Jakarta yang memiliki wilayah hijau sangat terbatas akibat permukiman serta gedung-gedung.
Beberapa hari terakhir kualitas Jakarta menjadi topik yang trending di media sosial hingga pemberitaan media lokal sampai luar negeri.
Pasalnya, Indonesia terus masuk di dalam daftar 10 kota dengan udara paling tercemar di dunia sejak Mei 2023 hingga baru-baru ini.
Catatan di laman IQAir sempat menunjukkan indeks kualitas udara di DKI Jakarta masih masuk kategori lima besar terburuk di dunia. Kondisi ini menimbulkan keprihatinan dari Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
Berdasarkan data IQAir per 16 Agustus, empat kota dengan kualitas udara terburuk dunia terdiri dari Baghdad di peringkat pertama, Doha di peringkat kedua, Kuching di peringkat ketiga, dan Jakarta di peringkat keempat.
CEO Saka Group dengan bisnis yang membidangi properti, konstruksi, serta perkebunan itu melanjutkan, saya mendengar bahwa kendaraan bermotor menyumbangkan 44 persen dari pemicu polusi udara di Ibu Kota.
Dari mulai motor hingga mobil pribadi yang menggunakan bahan bakar bensin serta solar terus memenuhi jalan-jalan protokol di Ibu Kota setiap hari kerja.
“Dari situasi inilah maka terdapat urgensi pengalihan kendaraan bermotor berbahan bakar fosil menjadi kendaraan listrik atau electric vehicle," tuturnya.
Berdasarkan kalkulasi dari PLN disebutkan bahwa satu liter BBM yang digunakan kendaraan bermotor menyumbangkan sekitar 2,4kg CO2e. (NIA)