ECONOMICS

Penerapan Biodiesel B35 Diproyeksi Genjot Harga TBS Sawit

Ikhsan PSP 12/07/2022 13:47 WIB

Pemerintah akan memulai implementasi pencampuran biodiesel 35% (B35) pada akhir Juli 2022. Kebijakan tersebut bakal memberi banyak keuntungan bagi Indonesia.

Penerapan Biodiesel B35 Diproyeksi Genjot Harga TBS Sawit. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah berencana memulai implementasi pencampuran biodiesel 35% (B35) pada akhir Juli 2022. Founder dan Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Institute (PASPI), Tungkot Sipayung yakin langkah tersebut merupakan solusi yang tepat untuk menyerap crude palm oil (CPO).

Tak hanya itu, dia mengangkat harga tandan buah segar (TBS) sawit di tingkat petani. Dengan begitu, kebijakan tersebut akan memberikan keuntungan untuk Indonesia.

"Kalau digunakan untuk domestik, untuk industri biodiesel untuk mandatori biodiesel menaikkan dari B30 jadi B35 bahkan B40 itu keren dan sangat solutif untuk kondisi saat ini," kata Tungkot dalam program Market Review di IDX Channel, Selasa (12/7/2022).

Dia mengungkapkan, harga impor diesel yang dilakukan oleh pemerintah pada bulan Juni sekitar USD1,3 per liter atau lebih dari Rp21.000 per liter.

"HIP biodiesel kita di dalam negeri yang diumumkan pemerintah pada bulan lalu itu sekitar Rp13.000 jadi jauh lebih mahal solar impor dibandingkan dengan biodiesel di dalam negeri," ungkapnya.

Menurutnya data itu menunjukkan bahwa biodiesel B35 dari segi ekonomi sangat menguntungkan untuk Indonesia.

"Satu karena dia lebih murah, jadi kita memperoleh diesel yang lebih murah dengan campuran biodiesel yang lebih banyak. Yang ke dua kita sekaligus mengurangi devisa untuk mengimpor solar. Jadi dapat keuntungan yang lebih banyak," terangnya.

Dia menjelaskan, di pasar internasional biodiesel 100 persen sampai dengan sekarang masih memiliki harga yang sangat mahal, bahkan mencapai USD2.

Dengan begitu, jauh lebih menguntungkan menggunakan biodiesel dalam negeri. “Memperbanyak penggunaan biodiesel dalam negeri dari pada kita mengimpor diesel saat ini, karena harga diesel internasional saat ini sangat mahal," ujarnya.

(FRI)

SHARE