Penerbitan Utang Sepanjang 2022 Rp688,5 Triliun, Lebih Rendah dari Target
Realisasi pembiayaan utang itu juga turun sebesar 20,9% dibandingkan 2021.
IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan realisasi pembiayaan utang sepanjang 2022 mencapai Rp688,5 triliun.
Angka tersebut setara dengan 73,0% dari Perpres 98/2022 yang menetapkan target sebesar Rp943,7 triliun. Adapun realisasi pembiayaan utang itu juga turun sebesar 20,9% dibandingkan 2021.
"Realisasi pembiayaan utang tersebut sebagian dimanfaatkan untuk pembiayaan investasi sebesar Rp106,8 triliun," ujar Sri dalam konferensi pers Realisasi APBN 2022 di Jakarta, Selasa (3/1/2023).
Lebih lanjut, Sri menjelaskan penarikan utang difokuskan pemerintah untuk menutup defisit yang realisasinya mencapai Rp583,5 triliun atau 69,5% dari Perpres 98/2022 sebesar Rp840,2 triliun.
"Anggaran defisit utamanya untuk membiayai kegiatan dalam rangka keberlanjutan Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN)," tambah Sri.
Selain itu, anggaran defisit juga berperan dalam mendukung kenaikan belanja negara untuk melindungi perekonomian dan masyarakat, dalam rangka menghadapi ketidakpastian global.
Sri mengatakan kinerja APBN menggambarkan keseluruhan upaya Indonesia menghadapi pandemi yang luar biasa selama tiga tahun ini. Serta upaya Indonesia untuk memulihkan kondisi ekonomi masyarakat, kegiatan ekonomi, dan kondisi kesejahteraan masyarakat.
"Kita akan terus menjaga APBN keuangan negara sebagai instrumen yang kredibel, efektif, dan tentu sehat dan sustainable. Ini adalah salah satu prasyarat bagi Indonesia untuk terus maju dan berkembang sehingga kita bisa mencapai cita-cita negara Indonesia," papar Sri.
Sementara dalam menyesuaikan target pembiayaan utang, Sri mengatakan pemerintah mengoptimalisasi penerbitan SBN Ritel, dan fleksibilitas pinjaman program sebagai strategi untuk mengantisipasi volatilitas pasar keuangan. (NIA)