Pengamat: Sekalipun Ada Reshuffle, Sektor Ekonomi Harus Diperkuat
Menurutnya tak masalah jika reshuffle kembali dilakukan mengingat kondisi negara saat ini tidak ada perubahan.
IDXChannel - Pada awal bulan ini sempat beredar isu akan adanya reshuffle di Kabinet Indonesia Maju. Dimana kabar itu diungkapkan oleh Relawan Jokowi Mania (JoMan) bahwa reshuffle akan kembali dilakukan dalam waktu dekat ini.
Terkait hal tersebut Pengamat Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, bahwa itu merupakan hak Presiden Joko Widodo (Jokowi). “Isu reshuffle kan terserah presiden,” katanya saat dihubungi di Jakarta, Minggu (14/2/2021).
Menurutnya tak masalah jika reshuffle kembali dilakukan mengingat kondisi negara saat ini tidak ada perubahan.
“Kalau presidennya butuh ya reshflle lagi juga engga apa-apa. Toh kondisinya juga saat ini presiden juga pasti lebih ngerti, rakyat juga lebih ngerti kita engga beranjak kemana-mana kan,” ungkapnya.
Dia menuturkan, sektor yang perlu diperkuat jika ada reshuffle adalah ekonomi dan humaniora. “Jadi kalau reshuffle mungkin ya yang ada kaitannya dengan ekonomi dan humaniora. Seperti pendidikan terus kemudian keuangan. Tapi ya semuanya terserah presiden. Kalau mau reshuffle wajar-wajar aja nothing special,” ucap dia.
Seperti diketahui Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan reshuffle akhir Desember lalu. Jokowi melantik enam menteri baru di jajaran Kabinet Indonesia pada tanggal 23 Desember 2020 lalu. Keenam menteri yang dilantik adalah Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial, Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan. Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif , Muhammad Lutfi sebagai Menteri Perdagangan, Yaqut Cholil Qoumas sebagai Menteri Agama, dan Wahyu Sakti Trenggono ditunjuk sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.
Enam menteri baru ini dilantik berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 133/P/2020 tentang Pengisian dan Penggantian Beberapa Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024.
(Sandy)