ECONOMICS

Pengusaha Boleh Potong Gaji Buruh 25 Persen, Awas Ini Efeknya

Dovana Hasiana/MPI 21/03/2023 17:30 WIB

Perusahaan boleh potong gaji buruh 25 persen dinilai akan memberikan dampak bagi perekonomian Indonesia.

Pengusaha Boleh Potong Gaji Buruh 25 Persen, Awas Ini Efeknya. (Foto MNC Media).

IDXChannel - Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal mengatakan, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2023 tentang Penyesuaian Waktu Kerja dan Pengupahan Pada Perusahaan Industri Padat Karya Tertentu Berorientasi Ekspor yang Terdampak Perubahan Ekonomi Global bisa memberikan efek domino kepada aspek lainnya.

Pasalnya, Permen yang mengizinkan perusahaan industri padat karya berorientasi ekspor memangkas upah pekerja atau buruh 25 persen, sehingga mereka menerima upah paling sedikit 75 persen.

“Walaupun sudah ada persyaratan dan kriteria yang ditetapkan, tapi tetap saja Kementerian Ketenagakerjaan tidak bisa mengawasi seluruh perusahaan, sehingga pelaksanaan dari Permen ini bisa dimanfaatkan pihak tertentu,” ujar Faisal dalam program Market Review IDX Channel, Selasa (21/3/2023) 

Menurutnya, potensi penyelewengan sangat mungkin terjadi. Misalnya, terdapat pelaku usaha yang tidak berasal dari industri padat karya yang menggunakan momentum ini sebagai kesempatan untuk memangkas upah pekerjanya atau kondisi yang paling buruknya, para pekerja dipaksa untuk menyetujui pemangkasan untuk memenuhi persyaratan Permen tersebut. 

Selain penyelewengan, Faisal mengatakan, Permen 5/2023 bisa semakin menggerus daya beli masyarakat, khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah. Padahal, selama ini daya beli masyarakat berperan penting dalam menyokong perekonomian Indonesia. 

“Permen ini menggerus daya beli publik yang tadinya sudah tergerus oleh inflasi dan perlambatan ekonomi. Kalau semakin dibiarkan, ini bisa memberikan dampak negatif bagi perekonomian Indonesia,” paparnya.

Faisal mengakui, perlambatan ekonomi dan inflasi di Amerika Serikat dan Eropa memberikan pengaruh signifikan terhadap industri padat karya di Indonesia. Pasalnya, 52% ekspor mengarah ke negara-negara tersebut. 

“Makanya saya mendorong pemerintah untuk cari opsi-opsi yang menyelesaikan permasalahan secara komprehensif. Isu ini tidak bisa dilihat hanya dalam parsial,” pungkas Faisal.

(FAY)

SHARE