ECONOMICS

PMI Manufaktur RI Jeblok Lagi, Pengusaha: Ini Sinyal Bahaya

Tangguh Yudha 03/09/2024 14:07 WIB

Apindo menilai Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia yang kembali kontraksi merupakan sinyal bahaya.

PMI Manufaktur RI Jeblok Lagi, Pengusaha: Ini Sinyal Bahaya (foto mnc media)

IDXChannel - Pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) merespons rilis data Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia yang kembali terkontraksi pada Agustus 2024. 

Dewan Pakar Apindo, Danang Girindrawardhana mengatakan, situasi ini sangat mengkhawatirkan, bukan hanya di sektor padat karya, seperti tekstil dan sepatu, tapi juga industri lain seperti elektronik, bahan bangunan, dan otomotif.

"PMI turun dalam waktu yang sangat cepat dan ini yang menyebabkan kita cukup khawatir. Kalau turunnya bertahap kita bisa melakukan satu tindakan pencegahan yang lebih baik, tapi ini penurunannya sangat cepat. Kami khawatir ini meluas," katanya, Selasa (3/9).

Danang menuturkan, pada Maret hingga Mei 2024, kinerja industri menggeliat cukup baik. Namun tiba-tiba dalam tiga bulan terakhir, PMI manufaktur Indonesia menurun drastis sehingga menjadi suatu anomali.

Dia menambahkan, saat ini sudah banyak pengusaha yang melakukan strategi banting harga untuk bisa tetap bertahan, terlebih di tengah kondisi banyak kelas menengah yang kesulitan ekonomi. Menurutnya, ini menjadi sebuah alarm bahaya.

"Ini berbahaya karena kalau perusahaan sampai menurunkan harga itu enggak bagus juga. Ini ada upaya mengosongkan gudang-gudang. Rentetan berikutnya negara juga memiliki penerimaan yang menurun. Ini salah satu mata rantai yang harus kita pikirkan bahwa situasi ini jangan dianggap remeh," ujar Danang. 

"Ini anomali yang sangat berbahaya, ini menjadi sinyal yang berbahaya, pemerintah harus tahu ini," katanya.

Seperti diketahui, PMI Manufaktur Indonesia untuk Agustus 2024 kembali merosot dari posisi Juli 2024. PMI manufaktur Indonesia tercatat berada di angka 48,9 atau turun 0,4 poin dari Juli 2024 yang sebesar 49,3.

Angka indeks di bawah 50 menunjukkan terjadinya kontraksi pada industri manufaktur sebuah negara. Sebelumnya, pada Juli 2024, PMI Manufaktur Indonesia juga terkontraksi yakni 49,3 atau turun dibanding posisi Juni 2024 di 50,7.

(Fiki Ariyanti)

SHARE