PPKM Berlanjut, Pemilik Restoran dan Cafe Mengeluh Omzet Turun hingga 80 Persen
Banyak yang berharap pemerintah dapat meringankan peraturan tersebut guna kestabilan sektor usaha menengah.
IDXChannel - Peraturan pemerintah terkait PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) resmi diperpanjang hingga 16 Agustus 2021 mendatang. Sejumlah pelaku usaha dibidang kafe dan resto mengeluhkan dampak omset yang menurun drastis hingga 80 persen.
Banyak yang berharap pemerintah dapat meringankan peraturan tersebut guna kestabilan sektor usaha menengah.
Kebijakan pemerintah terkait penekanan angka Covid-19 di Indonesia nampaknya masih menjadi polemik bagi sejumlah pelaku usaha menengah. Sejumlah kafe dan restoran di wilayah Depok dan Bogor turut merasakan dampak omset yang cenderung menurun. Bahkan kerugian ditaksir hingga 80 persen selama penerapan PPKM belakangan ini.
Salah satu restoran siap saji di kawasan Margonda, Depok, menyebutkan selama penerapan PPKM ini acap kali memberatkan pengelola maupun pekerja. Tak jarang para pekerja juga harus di rumahkan lantaran suasana resto sepi pengunjung. Alhasil pihak pengelola resto terang-terangan mengaku keberatan atas diperpanjangnya PPKM hingga pekan depan.
"Sebenarnya untuk pelaku usaha itu khususnya restoran itu berat ya mas, mulai dari tanggal 3 Juli kemarinkan mulai diperlakukan PPKM Darurat, terus berikutnya diperpanjang lagi sampai kemarin tangal 9 itu diperpanjang sampai tanggal 16 Agustus. Untuk dampaknya buat restoran itu sebetulnya berat sekali mas," ujar Tarno selaku supervisor Waroeng Steak, Depok, kepada awak media, Selasa (10/8/2021).
Tarno juga mengatakan omset resto yang ia kelola mengalami penurunan sebesar 80 persen. Hal ini dinilai berat sebagai pelaku usaha dalam menjalani bisnis. Terlebih gaji karyawan kerap terganggu lantaran pendapatan yang tidak stabil ditengah pandemi Covid-19.
"Namanya orang usahakan omset ya mau nggak mau kan dampaknya itu, ke karyawan, terus untuk omset turunnya itu luar biasa sekitar 80 persen mas. Dari kemarin kok belum ada kelonggaran khususnya untuk restoran itu. Untuk pengurangan karyawan saat ini nggak ada mas, cuma nanti kan untuk gaji ya setidaknya berkurang lah mas gitu," imbuhya.
Senada dengan Tarno, Adam selaku manajer kafe dan resto Depok, Jawa Barat, mengeluhkan pendapatan sepanjang PPKM berlangsung. Lantaran itu, Adam mengaku terpaksa mengurangi jumlah karyawan yang bekerja dalam sehari. Kendati demikian, dirinya menyebut tetap harus mematuhi peraturan pemerintah guna menekan angka Covid-19.
"Ya saya sih selaku pengusaha dibidang resto ya mau nggak mau harus mengikuti peraturan dari pemerintah. Tapi ya sangat disayangkan sih kalau dari sisi bisnis. Karena kan dibawah kita ini ada beberapa karyawan yang harus mencari nafkah. Dari sisi usaha sendiri yang pasti kerugian akan makin bertambah, karena kita tidak bisa usaha sebagaimana normalnya," ujar Adam manajer Beranda Coffe, Depok.
Adam juga menambahkan resto yang dikelolanya ini tetap mematuhi aturan yang berlaku. Selain tidak menerima pengunjung untuk makan diruangan, dia juga menerapkan penjualan secara daring.
"Sama rujukan atau arahan dari pemerintah mengenai kapasitas harus 25 persen untuk outdoor, kita menjalankan itu. Menerapkan prokes sesuai dengan aturannya. Terus mau nggak mau kita menjalankan penjualan via online," tuturnya lagi.
Berbeda dari kedua resto tersebut, salah satu kafe dikawasan Bogor nampaknya cukup siap dalam menghadapi polemik PPKM. Ghafar selaku barista kafe menegaskan telah menjalani berbagai promo guna menarik pelanggan ditengah PPKM. Dia menyebut salah satu cara menarik pengunjung, dengan mengadakan fasilitas belajar bahasa Inggris. Meski demikian, dia juga merasa berat menghadapi aturan pemerintah yang satu ini. Ghafar juga mengatakan tempatnya bekerja tetap menerapkan prokes ketat bagi pengunjung maupun karyawannya.
"Kalau ditanya keberatan sih keberatan, tapi untungnya sudah ada kebijakan baru yang bisa mengizinkan untuk dine in di kedai kami ini. Untuk Aksiologi sendiri kita mengikuti peraturan yang ada ya pasti, mengkuti protokol kesehatan yang pas. Kita juga dine in sampai jam 20.00 malam. Untuk menarik pelanggan ya, salah satu cara Aksiologi yang kita gunakan itu dari mengadakan promo, terus menyediakan fasilitas belajar bahasa Inggris, jadi sebisa mungkin Aksiologi kita buat semenarik mungkin," Ghafar Dhiaulhaq.
(SANDY)