ECONOMICS

Produksi Komponen Kendaraan RI Kalah dari Thailand tapi Ekspornya Unggul

M Fadli Ramadan 29/09/2025 17:00 WIB

GIAMM menyatakan, salah satu penyebab penurunan produksi karena banyaknya mobil impor yang masuk ke Indonesia dalam dua tahun terakhir.

Produksi Komponen Kendaraan RI Kalah dari Thailand tapi Ekspornya Unggul. (Foto Istimewa)

IDXChannel - Penjualan mobil di Indonesia yang mengalami pelemahan berdampak pada industri komponen di Tanah Air. Bahkan, kapasitas produksinya saat ini kalah dari Thailand yang selama ini menjadi pesaing kuat di kawasan Asia Tenggara.

Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM) Rachmat Basuki mengatakan, salah satu penyebab penurunan produksi karena banyaknya mobil impor yang masuk ke Indonesia dalam dua tahun terakhir.

Tahun lalu, industri komponen di Indonesia hanya mampu memproduksi sebesar 1,1 juta unit. Angka tersebut merosot dari 1,4 juta unit pada tahun sebelumnya. Kondisi ini membuat industri komponen dihantui dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal.

"Kalau dari sisi produksi, kita memang masih kalah. Thailand punya rata-rata 10 tahun terakhir bisa sampai 2 juta unit, sementara Indonesia hanya 1,2 juta unit," ujarnya di Jakarta, ditulis pada Senin (29/9/2025).

Meski begitu, Indonesia masih unggul dalam hal ekspor yang mencapai hampir 900 ribu unit komponen dalam satu tahun. Sementara Thailand berada jauh di bawahnya dengan angka 570 ribuan unit.

"Kalau sales, Thailand tahun lalu capai 572 ribuan, sedangkan Indonesia 865 ribuan. Di tengah kondisi sulit ini, untuk menjaga kapasitas produksi dan maintain tenaga kerja, akhirnya (menggenjot) ekspor," kata dia.

Rachmat menyoroti masuknya mobil listrik impor utuh completely built up (CBU) yang dipermudah pemerintah Indonesia. Kondisi tersebut membuat produsen otomotif tidak lagi membutuhkan pasokan komponen dari dalam negeri.

"Kontribusinya secara emosi ada, tapi secara ekonomi belum ada. Aturannya, tahun depan mobil listrik impor harus diproduksi dengan kandungan lokal 40 persen. Tapi kalau kita lihat, assembling saja sudah 30 persen, jadi local content-nya apa? Ini yang harus ditelisik lebih jauh," ujarnya.

(Dhera Arizona)

SHARE