ECONOMICS

PTPN Bakal Revitalisasi Industri Karet Nasional

Suparjo Ramalan 21/11/2024 02:18 WIB

Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III (Persero) akan merevitalisasi industri karet nasional. Sejumlah inisiatif strategis pun dipersiapkan untuk itu.

Ilustrasi pemandangan umum perkebunan karet. (Foto: Arsip)

IDXChannel – Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III (Persero) akan merevitalisasi industri karet nasional. Beberapa inisiatif strategis pun tengah dipersiapkan untuk itu.

Aksi korporasi tersebut diambil lantaran industri karet mampu menopang kehidupan sekitar 2,1 juta rumah tangga petani. Sektor tersebut juga memberikan kontribusi devisa sebesar USD1,76 miliar atau setara Rp28 triliun pada 2023.

Wakil Direktur Utama Holding PTPN III, Denaldy Mulino Mauna mengatakan, revitalisasi industri karet alam menjadi agenda penting bagi perusahaan dalam mendukung keberlanjutan sektor perkebunan nasional.

"Karet alam bukan hanya komoditas strategis bagi perekonomian nasional, tetapi juga simbol penghidupan bagi jutaan keluarga petani di pedesaan," kata dia dalam keterangan pers, Rabu (20/11/2024).

"Kami berkomitmen untuk memastikan industri ini tetap menjadi salah satu pilar utama ekonomi Indonesia," ujarnya.

Dia mengungkapkan, PTPN sedang fokus melakukan peremajaan kebun karet dengan varietas unggul, serta pemanfaatan teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas. Perusahaan juga bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk mengembangkan industri hilir berbasis karet alam di dalam negeri. Dengan begitu, ketergantungan pada pasar ekspor dapat diminimalkan dan nilai tambah bagi karet alam dapat dirasakan langsung di Tanah Air.

Denaldy menekankan pentingnya dukungan regulasi dari pemerintah untuk menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif bagi petani karet, termasuk insentif harga, subsidi pupuk dan fasilitasi peremajaan tanaman. Bagi dia, kunci dari keberhasilan sektor ini adalah sinergi antara pemerintah, perusahaan, dan petani. 

"Dengan langkah yang tepat, kita tidak hanya dapat mengatasi tantangan saat ini, tetapi juga mengembalikan kejayaan industri karet alam Indonesia," ujarnya.

Untuk diketahui, karet alam telah lama menjadi komoditas strategis bagi perekonomian Indonesia, terutama sebagai akselerator pembangunan daerah pedesaan di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.

Namun, di tengah potensinya yang besar, sektor karet alam menghadapi tantangan serius yang mengancam keberlanjutannya.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Pusat Penelitian Karet, Suroso Rahutomo, dalam International Rubber Conference 2024 yang digelar bersama International Rubber Research and Development Board (IRRDB) dan Japan International Cooperation  Agency (JICA), Yogyakarta. 

"Karet alam terus memainkan peran penting di sektor pertanian Indonesia, baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan. Kemampuan perkebunan karet dalam menyerap karbon, konservasi tanah dan air menjadikannya salah satu komoditas yang ramah lingkungan," tutur Suroso.

Meskipun perannya strategis, kinerja industri karet alam dalam negeri mengalami tren penurunan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. 

Data menunjukkan penurunan volume produksi domestik sebesar 3,60 persen per tahun selama lima tahun terakhir, yang mengakibatkan pasokan bahan baku ke pabrik karet remah menurun drastis.

"Kekurangan pasokan ini bahkan menyebabkan lebih dari 50 perusahaan karet remah menghentikan operasinya," kata dia.

Kondisi ini turut berdampak pada ekspor karet alam Indonesia yang turun hingga 8,36 persen per tahun. Suroso menyebut beberapa faktor penyebabnya, mulai dari rendahnya harga karet selama lebih dari satu dekade, wabah penyakit pestalotiopsis yang mengurangi produktivitas hingga 40 persen sejak 2018, hingga dampak perubahan iklim yang membuat musim menjadi terlalu kering atau basah.

Banyak petani meninggalkan perkebunan karet, menghentikan penyadapan atau menunda peremajaan tanaman. Kenaikan biaya tenaga kerja, pupuk, insektisida, dan sumber daya produksi lainnya setiap tahun juga memperparah situasi, kata Suroso.

(Ahmad Islamy Jamil)

SHARE