ECONOMICS

Rupiah Nyaris Rp15 Ribu per USD, BI Harus Cepat Naikkan Suku Bunga

Advenia Elisabeth/MPI 19/09/2022 17:35 WIB

Pergerakan nilai tukar rupiah diproyeksikan ke arah Rp 15.000/USD.didorong oleh rencana The Fed yang akan mengumumkan kenaikan suku bunganya. 

Rupiah Nyaris Rp15 Ribu per USD, BI Harus Cepat Naikkan Suku Bunga. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah melemah 23 poin atau 0,15% ke Rp14.977,5 per dolar AS (USD). Sedangkan, indeks dolar AS menguat 0,24% ke 110,04.

Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, menilai pergerakan nilai tukar rupiah diproyeksikan ke arah Rp 15.000/USD. Hal ini didorong oleh rencana Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang akan mengumumkan kenaikan suku bunganya. 

"Pasti akan ke arah Rp 15.000 karena tanggal 21 dan 22 itu bank sentral Amerika akan mengumumkan kenaikan suku bunga. Kenaikan suku bunganya itu yang tadinya 50 basis poin sampai 75 basis poin, sekarang berubah setelah inflasinya tidak sesuai dengan ekspektasi," ujar Ibrahim saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Senin  (19/9/2022).

Menurut Ibrahim, hal itu membuat arus modal asing keluar. Seandainya benar Bank Sentral Amerika menaikkan suku bunga 75 basis poin, maka modal asing akan kembali ke AS apalagi ada indikasi Bank Sentral Amerika akan menaikkan suku bunga sampai 4% tahun depan. 

"Artinya, ini akan berpengaruh terhadap pelemahan mata uang rupiah," tutur dia.

Dengan demikian, kata Ibrahim, jika seandainya Bank Sentral Amerika benar menaikkan suku bunganya sampai 4% berarti Bank Indonesia pun juga harus cepat menaikkan suku bunganya.

"Kemarin memang Bank Indonesia tidak akan menaikkan suku bunga tetapi pada saat desas-desus kenaikan harga BBM Bank Indonesia itu sudah lebih dulu menaikkan suku bunga, tujuannya untuk menahan laju inflasi sebenarnya," paparnya. 

Namun, lanjut Ibrahim, rupanya dengan bank Indonesia menaikkan suku bunga tidak serta merta inflasi langsung rendah. Buktinya, pemerintah mengintruksikan kepada pemerintah daerah membantu menanggulangi inflasi yakni dengan cara subsidi. 

"Di sinilah bank Indonesia dalam pertemuan ke depan harus menaikkan suku bunganya lagi. Apakah suku bunganya 25 basis poin atau 50 basis poin karena jangan sampai suku bunga Indonesia kalah dengan suku bunga di Amerika," jelasnya. 

Sebab, diterangkan Ibrahim, apabila suku bunga Amerika lebih besar dari Indonesia, maka investor-investor asing yang sebelumnya melakukan pembelian obligasi di Indonesia,  akan kabur dan balik ke Amerika. 

"Inilah yang membuat indeks dolar akan terus mengalami penguatan sehingga pada saat dolar mengalami penguatan pasti rupiah akan tergerus. (NIA)

SHARE