ECONOMICS

Sebar BLT Saat Harga BBM Naik, Pengamat: Jangan Sampai Salah Sasaran

Kunthi Fahmar Sandy 06/09/2022 18:07 WIB

Dengan kenaikan harga ini pasti akan mengurangi konsumsi bahan bakar minyak, sehingga mengurangi impor bahan bakar.

Sebar BLT Saat Harga BBM Naik, Pengamat: Jangan Sampai Salah Sasaran (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Kenaikan harga BBM berimbas pada kenaikan harga pokok. Sebagai jurus untuk menyesuaikan harga BBM, pemerintah menggelontorkan sejumlah bantuan berupa bantuan tunai langsung (BLT) dan subsidi BBM. 

Bukan pertama kalinya pemerintah memberikan berbagai macam bantuan. Sebab pada masa pandemi Covid-19, pemerintah telah menggelontorkan berbagai bantuan kepada masyarakat, sama halnya dengan kondisi kenaikan BBM saat ini. 

Namun permasalahannya adalah bagaimana agar pemerintah mampu memberikan bantuan dengan tepat sasaran kepada yang kurang mampu. 

“Dampak dari kenaikan BBM ini tidak sebesar dampak pandemi Covid-19 kemarin. Saya rasa ini langkah yang tepat, namun catatannya adalah siapa yang berhak? Jangan sampai salah sasaran,” tutur Teguh Dartanto, seorang pengamat dan akademisi FEB UI kepada iNews dalam program Speak After Lunch, Senin (5/9/2022). 

Menurut Teguh, pemerintah perlu memperhatikan data yang baik, karena tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia sering naik turun, sehingga pemerintah perlu jeli terhadap hal tersebut. Teguh menilai kebijakan bantuan sosial kala pandemi dapat direplikasikan pada kondisi saat ini. 

Bantuan yang diberikan merupakan bentuk stimulus agar perekonomian tetap berjalan di tengah kenaikan biaya hidup saat ini. Namun sebagain subsidi pemerintah juga dialihkan untuk pengembangan energi baru dan terbarukan.

Kenaikan harga BBM itu bukan hanya masalah keuangan negara, tetapi kita berfikir jangka panjang, bahwa ini dilakukan untuk menuju masa depan ekonomi yang berkelanjutan. Sehingga bisa mendorong energy transition,” tambahnya. 

Kenaikan harga BBM menurut Teguh memang satu-satunya jalan untuk menyesuaikan perekonomian negara saat ini. Mengingat Indonesia bukan lagi pengimpor bahan bakar, namun juga pengekspor bahan bakar, yang perlu menyesuaikan harga minyak dunia. 

Penyesuaian harga BBM berimplikasi positif bagi kesehatan ekonomi negara. Seperti yang dikatakan Teguh, kondisi fiskal dan APBN Indonesia menjadi lebih sehat. 

“Dengan kenaikan harga ini pasti akan mengurangi konsumsi bahan bakar minyak, sehingga mengurangi impor bahan bakar. Sehingga melonggarkan tekanan nilai tukar rupiah,” katanya. 

Namun kenaikan harga BBM ini menimbulkan reaksi masyarakat yang menolak kenaikan harga BBM. Seperti banyaknya demonstrasi yang dilakukan warga dan mahasiswa. Aksi demonstrasi tersebut wajar terjadi dan menurut Teguh, akan lebih baik berdemo untuk mendesak pemerintah untuk menyalurkan bantuan sosial yang berkeadilan. 

“Kenaikan harga BBM ini bukan sebuah pilihan, namun kesempatan untuk bereformasi. Pemerintah perlu berfokus untuk menjadikan ini sebagai momen untuk melakukan transisi energi.” tutup Teguh.

(Penulis Ribka C Magang idxchannel.com)

(SAN)

SHARE