Setelah Toyota, Subaru Terpaksa Berhenti Produksi Sementara
Pabrikan mobil asal Jepang, Subaru menyusul Toyota yang terpaksa menghentikan produksi mobilnya sementara waktu di semua pabrik mereka yang ada di Jepang.
IDXChannel - Pabrikan mobil asal Jepang, Subaru menyusul Toyota yang terpaksa menghentikan produksi mobilnya sementara waktu di semua pabrik mereka yang ada di Jepang. Hal itu disebabkan karena kekurangan chip semikonduktor global yang sedang berlangsung.
Dilansir dari laman resmi Carscoops (03/09/2021), mengenai langkah perhentian ini tentunya akan berdampak langsung pada pabrik yang berapada di Gunma, Yajima, dan Oizumi, dengan dua yang pertama menangani produksi berbagai kendaraan dan yang ketiga membangun mesin dan transmisi.
Ketiga lokasi tersebut akan ditutup selama empat hari kerja mulai 7 September mendatang. Kali Ini bukan pertama kalinya pihak Subaru melakukan tindakan seperti itu dengan menutup pabrik terkait kelangkaan chip.
Dalam sebuah pernyataan, pembuat mobil mengatakan juga terkena dampak keuangan dari langkah tersebut yang pastinya belum ditentukan nominal pastinya. Pihak pabrikan bukan satu-satunya produsen mobil yang terus terkena dampak kelangkaan semikonduktor.
Setelah awalnya lolos dari beban kekurangan awal tahun ini berkat stok chip yang besar dan melimpah dan kini Toyota yang berkerja sama dengan Subaru dalam merakit sebuah mobil baru-baru ini juga mengumumkan bahwa pihak perusahaan akan memangkas produksi globalnya sebesar 40 persen akhir bulan ini karena kekurangan chip.
Tidak hanya itu saja, pertumbuhan COVID. -19 yang cepat menyebar luas melalui Asia Tenggara juga berdampak bagi industri otomotif besar ini.
Secara total, Toyota akan menghentikan 15 pabrik produksi di Jepang selama bulan September, yang berarti 140.000 lebih sedikit kendaraan yang akan diproduksi.
Toyota telah mampu menjalankan sebagian besar tahun ini tanpa mengubah jadwal produksinya secara signifikan karena mulai mengharuskan pemasok chipnya untuk menimbun chip senilai dua hingga enam bulan segera setelah bencana nuklir Fukushima pada tahun 2011. (RAMA)