ECONOMICS

Siaga Antisipasi Cuaca Ekstrem, Operator Bandara Persiapkan Langkah Ini

Selfie Miftahul Jannah 29/12/2022 07:52 WIB

Pengelola 20 bandara PT Angkasa Pura II mempersiapkan langkah antisipasi dalam menghadapi cuaca ekstrem pada periode angkutan Natal dan Tahun Baru 2022/2023.

Siaga Antisipasi Cuaca Ekstrem, Operator Bandara Persiapkan Langkah Ini. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pengelola 20 bandara PT Angkasa Pura II mempersiapkan langkah antisipasi dalam menghadapi cuaca ekstrem pada periode angkutan Natal dan Tahun Baru 2022/2023.

VP of Corporate Communications AP II Cin Asmoro menjelaskan, persiapan ekstra dilakukan usai adanya peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan potensi hujan dengan intensitas signifikan di sebagian wilayah: Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT pada 27 Desember 2022 - 2 Januari 2023.

“AP II selaku operator bandara bersama Otoritas Bandara Kementerian Perhubungan, maskapai penerbangan, AirNav Indonesia selaku penyedia jasa navigasi penerbangan, dan stakeholder lainnya berkoordinasi dalam mengantisipasi cuaca ekstrem sebagaimana informasi yang disampaikan BMKG. Di samping aspek pelayanan, fokus bandara AP II juga pada aspek keselamatan dan keamanan penerbangan khususnya mengantisipasi potensi cuaca ekstrem," jelas dia dalam keterangan resmi, Kamis (29/12/2022).

Prosedur Emergency Response Plan di antaranya adalah pengaktifan Emergency Operation Center sebagai lokasi terpusat bagi para stakeholder untuk berkoordinasi dalam penanganan keadaan darurat. 

“Sebagai bentuk kesiagaan, Bandara-bandara AP II juga siap mengaktifkan  Emergency Response Plan sebagai prosedur apabila terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan dan tidak kita harapkan terkait keselamatan penerbangan,” ujar Cin Asmoro.

Koordinasi di Emergency Operation Center akan melibatkan personel dari seluruh stakeholder yang berkolaborasi di dalam tim khusus yakni Safety Issue Team dan Safety Action Group.

“Pembentukan Safety Action Group melibatkan antara lain stakeholder di bandara seperti maskapai dan instansi terkait yakni pemerintah daerah, BNPB, SAR dan lain sebagainya untuk membahas tindakan langsung terkait penanganan keadaan darurat,” jelas Cin Asmoro.

Di Bandara Soekarno-Hatta (Banten), tim Emergency Operation Center menyatu dengan gedung Airport Operation Control Center (AOCC), serta diperkuat diperkuat Mobile Command Post (MCP) sebagai pos komando bergerak guna merespons cepat suatu keadaan darurat.

“Mobile Command Post adalah bus berukuran besar dengan 10 roda. Kendaraan tersebut bisa bertransformasi menjadi suatu pos komando di mana badan bus dapat dilebarkan agar ruangan di dalam lebih luas. MCP dilengkapi dengan berbagai perangkat teknologi dan komunikasi terkini sebagai pusat komando, komunikasi, koordinasi dan pengambilan keputusan di lapangan ketika terjadi keadaan darurat,” ujar Cin Asmoro.

Cin Asmoro menambahkan secara berkala AP II pun melakukan pengecekan terhadap keandalan infrastruktur dan fasilitas di sisi udara.

"Sisi udara dan sisi darat menjadi prioritas. Di sisi udara dilakukan inspeksi terhadap kekesatan runway, taxiway dan apron serta fasilitas sisi udara. Pengecekan dilakukan juga terhadap sistem drainase bandara," jelas Cin Asmoro.

(SLF)

SHARE