ECONOMICS

Silicon Valley Ala Indonesia Akan Dibangun di Sukabumi, Ekonom Beberkan Prospeknya

Suparjo Ramalan 15/04/2021 14:43 WIB

Nilai investasi Bukit Algortima mencapai Rp18 triliun.

Nilai investasi Bukit Algortima mencapai Rp18 triliun. (Ilustrasi: MNC Media)

IDXChannel - Direktur Program Indef Eshter Sri Astuti menilai, kapasitas dan kesiapan teknologi dalam negeri masih cukup rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Saat ini Indonesia menduduki posisi ke-80 dari 131 negara di dunia. 

Ketertinggalan Indonesia pun terjadi di sektor research and development atau riset dan pengembanga. Berdasarkan data World Intellectual Property Organization sepanjang 2017-2020, indek sumber daya manusia (SDM) Indonesia berada di rangking 70-90 dibanding Singapura, Korea, dan Jepang. 

"Kalau dibanding Singapura yang pasti jauh sekali, dana riset Indonesia masih rendah, nggak heran indek kapasitas di Indonesia masih ada di rangking 70-90 dibanding Singapura Korea, dan Jepang," ujar Eshter dalam Webinar, Kamis (15/4/2021). 

Dia meyakini, persoalan teknologi dan SDM di Tanah Air inilah yang menjadi latar belakang didirikannya kawasan industri riset dan teknologi 4.0 (ristek) atau Bukit Algoritma di Sukabumi, Jawa Barat, yang  serupa dengan Silicon Valley di California, Amerika Serikat.

Pembangunan industri dilakukan di atas lahan seluas 888 hektare (ha). Adapun nilai investasi yang disiapkan mencapai Rp18 triliun."Saya melihat ada latar kenapa harus didirikan di Indonesia di luas lahan 888 ha, di Sukabumi dan rencana biaya 18 triliun, ini menunjukkan kapasitas Indonesia masih rendah dibandingkan negara Asean lain," tutur dia. 

Sementara Peneliti Center of Innovation and Digital Indef, Hanif Muhammad, terkesan pesimistis dengan proyek ristek tersebut. Dia memandang, Bukit Algoritma tak akan sama seperti Silicon Valley. Bahkan, proyek yang digarap PT Amarta Karya (Persero) atau Amka sama dengan proyek Science Techno Park yang digagas sejak 2015-2019, namun gagal. 

"Ini pure diinisiasi pemerintah saja, 100 Science Techno Park 2015-2019 terbukti gagal. Sekarang ada Bukit Algoritma yang inisiatifnya sendiri mengeluarkan pernyataan dia murni swasta. Apakah ini akan gagal kembali. Atau ini hanya proyek properti," katanya.  (TIA)

SHARE