SKK Migas Beberkan Enam Kado Industri Hulu Migas untuk HUT Ke-79 RI
Industri hulu migas memberikan kado istimewa di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI). Salah satunya temuan potensi migas besar.
IDXChannel - Industri hulu migas memberikan kado istimewa di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI). Hal itu dibeberkan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
Kepala Divisi Program dan Komunikasi (Prokom) Satuan Kerja Hudi D Suryodipuro menyampaikan dalam peringatan HUT ke-79 RI, industri hulu migas telah memberikan sumbangsih nyata bagi bangsa dan negara.
Sumbangsih pertama yaitu kesuksesan kinerja eksplorasi dengan temuan eksplorasi di Geng North, Layaran, dan Tangkulo yang telah menempatkan Indonesia pada posisi teratas temuan eksplorasi di Asia Tenggara dalam dua tahun terakhir.
"Temuan ini membuktikan bahwa potensi subsurface Indonesia masih sangat menjanjikan," kata dia di acara peringatan HUT RI ke-79 di Kantor Pusat SKK Migas, Jakarta, Sabtu (17/8/2024).
Kedua, upaya peningkatan produksi minyak melalui produksi dari Banyu Urip Infill Clastic atau BUIC. Sumur B-13 yang merupakan sumur pertama dari proyek ini telah memproduksikan minyak pada tanggal 9 Agustus 2024.
"Beberapa hari lalu kita juga menyaksikan pengapalan ke-1.000 minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip. Kita berharap 6 sumur berikutnya dari Proyek BUIC akan segera menyusul sehingga kontribusi proyek ini untuk semakin mengangkat profil produksi minyak nasional dapat terwujud," tuturnya.
Ketiga, pembangunan Teknologi Digital agar dapat bersaing di era kompetisi industri hulu migas global yang akan semakin ketat. Digitalisasi pengelolaan rantai suplai merupakan salah satu pilar Rencana Strategis hulu migas dan selaras dengan arahan Pemerintah.
"Untuk itu, SKK Migas telah mengimplementasikan IOG E-Commerce yang dimulai untuk pengadaan barang/peralatan dengan nilai sampai 1 miliar rupiah," ujar Hudi.
Keempat, peningkatan efek multiplier melalui penandatanganan 10 GSA dengan total nilai USD1,2 miliar atau setara dengan Rp18,9 triliun, serta penandatanganan 8 Procurement Contract senilai USD428 juta atau setara Rp6,4 triliun, yang dilakukan pada saat pembukaan Supply Chain & National Capacity Summit beberapa hari lalu.
Kelima, pemerataan ekonomi dan membuka lapangan kerja baru. Industri Hulu Migas melalui Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang berorientasi untuk menciptakan kesejahteraan sosial.
"Pada tahun 2024 ini, telah diperoleh Kesepakatan Anggaran PPM sebesar USD35,38 juta atau sebesar Rp530 miliar, naik sebesar 127 persen dari tahun 2023 yang sebesar USD27,7 Juta," kata Hudi.
Keenam, industri hulu migas turut berkontribusi dalam upaya mengurangi emisi karbon. Industri hulu migas telah meluncurkan 6 inisiatif untuk pengurangan karbon. Selain program CCS, Energy management, Zero Routine Flaring dan lain-lain.
"Setiap tahunnya industri hulu migas menargetkan penanaman 2 juta pohon dan sejak diluncurkannya renstra IOG 4.0 pada tahun 2020 telah menanam 8.5 juta pohon," ujarnya.
Lebih lanjut, Hudi mengatakan industri hulu migas telah menjadi penyumbang kedua terbesar penerimaan negara setelah pajak dengan total kontribusi sebesar Rp5.045 triliun selama kurang lebih dua dekade terakhir.
Bahkan pada 2023, investasi industri hulu migas mencapai USD13,7 Miliar atau setara Rp206 triliun, meningkat 13 persen dari realisasi 2022 dan lebih tinggi 5 persen dari LTP serta di atas tren investasi E&P Global.
"Upaya kita untuk terus mencari dan mengembangkan cadangan migas baru berhasil mempertahankan Reserve Replacement Ratio (RRR) di atas 100 persen selama enam tahun berturut-turut, kita juga telah menyelesaikan proyek-proyek besar seperti Lapangan Jangkrik, Lapangan Jambaran Tiung Biru, dan Tangguh Train 3,” ujarnya.
Pasokan gas untuk kebutuhan domestik telah melebihi ekspor sejak 2012, yang merupakan bagian dari upaya kita memperkuat ketahanan energi nasional.
Hudi menambahkan, kegiatan usaha hulu migas, seperti pengeboran dan eksekusi proyek, juga turut menciptakan efek multiplier yang signifikan melalui penerapan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), yang mencapai 58 persen dari total belanja dan penyediaan lapangan kerja untuk150 ribu pekerja.
Hudi mengakui masih ada tantangan yang dihadapi oleh industri migas ke depan berupa ketertinggalan produksi migas kita dari target yang ditetapkan. Selain itu kita memiliki gap yang sangat signifikan yang harus kita jembatani untuk mencapai target produksi Long Term Plan 1 juta BOPD dan 12 BSCFD.
"Untuk tahun 2024, dari target produksi minyak LTP sebesar 709.000 BOPD, produksi baru mencapai 579.000 BOPD, artinya terdapat kekurangan sebesar 130.000 BOPD yang perlu kita atasi. Sedangkan untuk gas, target LTP untuk tahun 2024 adalah 6.736 MMSCFD, tetapi produksi saat ini hanya mencapai 5.334 MMSCFD, mengakibatkan selisih sebesar 1.402 MMSCFD yang masih perlu diisi," kata Hudi.
Hudi menekankan untuk menjawab tantangan tersebut maka kolaborasi antara para stakeholder industri migas menjadi hal penting. Mindset kolaborasi dalam melakukan pekerjaan transformasi ini sangat penting, karena memang kita harus bergerak secara bersama-sama untuk satu tujuan sehingga tidak bisa tidak, kita harus berkolaborasi.
Sikap ego sektoral dan silo mentality hanya akan menjauhkan kita dari pencapaian target bersama.
Apalagi di tahun-tahun ke depan, ada sejumlah target yang harus dicapai oleh industri migas, yaitu peningkatan Investasi. sebesar USD16,1 miliar atau Rp242 triliun atau naik17 persen dibandingkan tahun 2023 yang lalu, yang tercatat sebesar USD13,7 miliar atau sebesar Rp206 Triliun.
Kemudian peningkatan kegiatan pemboran pengembangan secara masif. Pada tahun 2024 ini ditargetkan mampu mencapai 932 sumur, atau naik sebesar 388 dari realisasi tahun 2020 yang hanya mencapai 240 sumur.
Selain itu, target Portfolio Industri Hulu Migas hingga tahun 2029 nanti, telah memiliki 141 Proyek dengan total investasi USD36.25 Miliar atau setara Rp543 Triliun, yang terdiri dari 6 Proyek Strategis Nasional dengan total investasi sebesar USD32,47 Miliar atau sebesar Rp487 Triliun, dan 135 Proyek Non PSN, dengan nilai total nilai investasi sebesar USD3,78 Miliar atau sebesar Rp57 Triliun.
Hudi menegaskan, target tersebut dapat terwujud dengan kolaborasi dan dukungan dari semua stakeholder industri migas. Apalagi dengan dua temuan besar cadangan gas beberapa waktu lalu di Indonesia, membuat gairah investasi industri migas ikut meningkat.
"Dengan melihat potensi ini, kita harus bergerak bersama untuk mewujudkan peningkatan produksi migas dan mencapai ketahanan energi nasional," ujarnya.
(Febrina Ratna)