Sri Lanka Ingin Keluar dari Kebangkrutan pada 2026
Perekonomian Sri Lanka diperkirakan akan tumbuh lagi mulai akhir tahun ini.
IDXChannel - Perekonomian Sri Lanka diperkirakan akan tumbuh lagi mulai akhir tahun ini. Pemerintahan negara tersebut ingin keluar dari kebangkrutan pada 2026.
Hal tersebut disampaikan Presiden Ranil Wickremesinghe kepada parlemen pada Rabu (8/2/2023). Negara berpenduduk 22 juta orang tersebut sedang berusaha keluar dari krisis ekonomi.
Krisis membuat Sri Lanka mengalami gagal bayar pinjaman. Negara tersebut pun terpaksa meminta dana talangan USD2,9 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF).
“Pemerintah dapat membalikkan perekonomian jika warga Sri Lanka mentolerir pajak yang tinggi selama enam bulan lagi,” kata Wickremesinghe, seperti dilansir Reuters pada Rabu (8/2/2023).
Bulan lalu, dia mengatakan bahwa ekonomi tahun ini dapat berkontraksi sebesar 3,5 persen atau 4,0 persen. Sebelumnya, ekonomi Sri Lanka menyusut 11 persen tahun lalu.
Kenaikan pajak penghasilan baru-baru ini diprotes keras para pekerja. Serikat pekerja dan profesional sektor swasta melakukan punjuk rasa di Kolombo, kota terbesar di negara itu.
Wickremesinghe mengatakan tujuannya adalah untuk mengurangi inflasi menjadi satu digit pada akhir tahun. Tingkat inflasi utama Sri Lanka, Indeks Harga Konsumen Kolombo, turun menjadi 54,2 persen di bulan Januari dari 57,2 persen di bulan Desember.
(WHY)