ECONOMICS

Sri Mulyani: Arus Modal Asing Keluar dari Negara Emerging Senilai Rp148,1 Triliun

Tim IDXChannel 30/09/2022 11:00 WIB

Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan arus modal asing keluar dari negara emerging market termasuk Indonesia sebesar Rp148,1 triliun.

Sri Mulyani: Arus Modal Asing Keluar dari Negara Emerging Senilai Rp148,1 Triliun (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, lonjakan inflasi di negara maju memicu arus modal asing keluar (capital outflow) sebesar Rp148 triliun dari negara-negara emerging, termasuk Indonesia. 

Sri Mulyani menjelaskan, inflasi di negara maju yang sebelumnya selalu satu digit atau mendekati nol persen dalam 40 terakhir, sekarang melonjak mencapai dua digit. 

Inflasi di Turki, sambungnya, mencapai 80,2% dan di Argentina tembus 78,5%. Inflasi yang sangat tinggi ini telah mendorong respons kebijakan moneter terutama di Amerika Serikat, Inggris, dan negara Eropa lainnya, dengan sangat agresif menaikkan suku bunga. Kenaikan suku bunga ini menyebabkan gejolak di sektor keuangan dan arus modal keluar. 

"(Capital outflow) dari negara-negara emerging hingga mencapai USD9,9 miliar atau setara Rp148,1 triliun year to date sampai dengan 22 September 2022. Hal ini menyebabkan tekanan pada nilai tukar di berbagai negara emerging," kata Sri Mulyani di Jakarta, seperti ditulis Jumat (30/9/2022). 

Untuk diketahui, Indonesia termasuk salah satu dari emerging market

Dia menambahkan, The Fed baru saja menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin, artinya sejak awal kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve sudah mencapai 300 basis poin. 

Kenaikan suku bunga di berbagai negara, terutama negara maju jelas akan meningkatkan cost of fund dan mengetatkan likuiditas yang harus kita waspadai secara sangat hati-hati. 

"Kenaikan suku bunga untuk menekan inflasi berpotensi akan mempengaruhi kinerja ekonomi global pada tahun 2023, yaitu potensi mengalami koreksi ke bawah. Inflasi yang meningkat dan pertumbuhan ekonomi yang melambat akan mengakibatkan stagflasi," pungkas Sri Mulyani. 

(FAY) 

SHARE