Sri Mulyani Minta Mahfud MD Ngegas Tagih Utang BLBI
Sri Mulyani semakin gencar menagih utang BLBI karena targetnya sebesar 30% dari Rp110 triliun masih kurang.
IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, meminta Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD semakin gencar menagih utang dalam kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).
Sri mengatakan total aset BLBI ada sebesar 42 bidang aset tanah, 2.268.142 m2, juga bangunan 15.084 m2. Hari ini yang diserahterimakan adalah sebesar Rp1,85 triliun dengan total luas 226,8 hektare.
"Ini adalah sebuah bagian dari total Rp30,69 triliun yang sudah diperoleh. Pak Mahfud mengatakan targetnya 30% kalau dari Rp110 triliun masih kurang tuh pak sedikit, saya targetnya sebenarnya di atas 50%.”
“Jadi kayaknya sebelum penutupan BLBI ini masih bisa digas biasanya menjelang finish itu gasnya lebih kenceng, jadi mohon pak Mahfud supaya tetap nyabetin ini Satgasnya supaya bisa mendapatkan (target tersebut)," ungkap Sri dalam Serah Terima Aset Eks BLBI di Jakarta, Selasa (6/6/2023).
Sri mengatakan, dalam kesempatan yang sama, Satgas BLBI secara implisit mengatakan bahwa momentumnya sedang bagus. Oleh karena itu, dia meminta Mahfud untuk melanjutkan penagihan utang BLBI.
"Kalau bisa diperpanjang pak Mahfud, monggo pak nanti yang memutuskan, saya ikut saja dan membiayai jelas. Karena biayanya lumayan juga ya pak, hasilnya sih bagus jadi saya menganggap bahwa kerja sama yang sangat bagus ini adalah salah satu bentuk hal bagaimana kalau negara melindungi haknya dalam rangka untuk mengembalikan hak tagihnya," katanya.
Sri menyebut, ini merupakan salah satu bentuk atau cara yang ditempuh untuk menjaga kepentingan NKRI. Dia pun turut berterima kasih kepada seluruh K/L dan Pemda, dalam menerima aset-aset ini yang kemudian akan dibangun dan dimanfaatkan seoptimal mungkin.
"Tadi kalau saya lihat banyak tanah-tanah yang secara fisik nampak terlantar. Sehingga dengan sekarang sudah diserahterimakan, tadi apakah menjadi Ekowisata di Pemda Jawa Barat, atau menjadi tempat-tempat lain yang saya mau lihat RS Bhayangkara yang pak Kapolri mau bangun, saya yakin itu akan menjadi salah satu RS terbaik di Indonesia. Jadi berlomba-lomba terus, Polri kalau bagus RS-nya, nanti TNI juga minta bagus, Perguruan Tinggi bagus, semuanya bagus pak Mahfud, tapi semuanya bagus juga anggarannya berarti," sambung Sri.
Dia pun mengatakan bahwa dirinya sudah berancang-ancang, jika mereka sudah menerima aset ini, nantinya mereka juga akan meminta anggaran untuk membangun RS. Hanya saja, menurut Sri, itu lebih baik daripada menjadi tanah terlantar, yang jelas nilainya menjadi tidak ada dan bahkan menimbulkan banyak dampak excess negatif.
"Kita berharap dengan aset-aset ini bisa diserahterimakan, dibangun, dan dikembangkan, tentu tidak hanya bermanfaat bagi K/L dalam menjalankan tugas pelayanan, tapi saya yakin akan memberikan manfaat bagi masyarakat dan perekonomian di sekitar aset yang dibangun tersebut," tambah Sri.
Dia pun menegaskan pesannya kepada Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas BLBI, Rionald Silaban mengenai hak tagih negara. "Kepada Satgas BLBI, jangan lupa mileage-nya, finish line-nya itu di Rp110 triliun. Jadi jangan diingatkan yang Rp30 triliun, masih Rp110 triliun di ujung sana, jadi mohon fokus karena itu adalah hak tagih negara," jelasnya.
(FRI)