ECONOMICS

Sri Mulyani: Proyek Kereta Cepat USD6 Miliar Selesai Akhir 2022

Rina Anggraeni 18/05/2021 14:58 WIB

Menkeu Sri Mulyani mengungkapkan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang memakan biaya investasi sebesar USD6 miliar.

Sri Mulyani: Proyek Kereta Cepat USD6 Miliar Selesai Akhir 2022 (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang memakan biaya investasi sebesar USD6 miliar atau sekitar Rp84 triliun selesai pada akhir 2022.

Kata dia, proyek Kereta Cepat (KCIC) senilai USD6 milyar USD dibangun oleh konsorsium BUMN Indonesia (PT KAI, WIKA, Jasa Marga, PTPN VIII) bersama Konsorsium China dengan ekuitas awal USD1,5 milyar.

"Ada 13 tunnel (terowongan) yang akan dibangun sepanjang 16.672 meter. Proyek ini diharapkan selesai akhir tahun 2022," kata Sri Mulyani dalam akun instagram di Jakarta, Selasa (18/5/2021)

Lanjutnya, tim manajemen Indonesia akan melakukan alih teknologi dan manajemen proyek dan manajemen operasi Kereta Cepat tersebut. Bekerja dan sambil menguasai ilmu dan teknologi.

" Kita berharap tim manajemen KCIC memiliki profesionalisme, integritas dan kompetensi untuk dapat membangun proyek infrastruktur Kereta Cepat secara efisien, aman, tepat waktu, tepat kualitas dan tepat biaya," bebernya.

Saat ini, teknologi untuk membuat terowongan jalur Kereta Cepat Jakart Bandung.  Tunnel 1 -lokasi Halim Perdanakusuma  dengan Diameter (TBM)  13,19 meter, lalu panjang (TBM) mencapai  103,5 meter dan berat mesin sebesar 2.600 Ton

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo  menargetkan pada awal tahun 2022 pengerjaan proyek ini sudah masuk ke tahap persiapan untuk operasi. “Diharapkan nanti di akhir tahun 2022 Kereta Cepat Jakarta – Bandung sudah bisa diujicobakan dan tentu saja setelah uji coba langsung masuk ke operasi, ke operasional,” ujarnya.

Saat beroperasi nanti, kereta cepat ini diharapkan dapat terintegrasi dengan moda transportasi yang ada di Jakarta, seperti LRT (Light Rail Transit) dan MRT (Mass Rapid Transit).

“Sehingga ada sebuah efisiensi waktu (dan) kecepatan. Kita harapkan ini menjadi sebuah daya saing, menjadi competitiveness bagi negara kita untuk bersaing dengan negara-negara lain,” ujar Presiden Jokowi. (RAMA)

SHARE