Stok Daging Defisit Jelang Lebaran, Kemendag: Akan ada Impor
Ketersediaan daging sapi dari bulan Maret hingga Bulan April untuk wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya masih cukup aman.
IDXChannel - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Syailendra menyatakan bahwa, ketersediaan daging sapi dari bulan Maret hingga Bulan April untuk wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya masih cukup aman. Namun, ketersediaan sapi akan terjadi defisit pada bulan Mei.
Dari data yang dipaparkan, stok daging sapi di Maret surplus sebanyak 7.427 ton, sementara pada April surplus 1.104 ton. Namun, pada Mei masih defisit 9.424 ton.
Dia menjelaskan, wilayah Jabodetabek dan juga Bandung Raya merupakan daerah yang cukup banyak mengkonsumsi daging sapi. Namun, dengan adanya populasi sapi di daerah yang banyak sebenarnya sudah memenuhi kebutuhan dua wilayah tersebut. Hanya saja, masalahnya ada di pendistribusian.
"Saya keliling - keliling daerah betulan, itu sapi luar biasa banyaknya, jadi tidak perlu takut. Cuma persoalan mobilisasi saja. Kalau ada apa-apa, karena jujur saja yang kita amankan untuk rakyat Jabodetabek, Bandung Raya," kata Syailendra dalam webinar HIPMI secara virtual, Senin (29/3/2021).
Untuk menutupi kekurangan stok pada Mei, akan ada impor daging baik sapi ataupun kerbau. Kemendag berharap, daging impor tersebut bisa masuk sebelum Mei atau menjelang lebaran.
"Tapi Mei ini kita berharap akan masuk sebelum hari raya, karena kalau lewat ya sudah lewat momennya,"ujarnya. Dari data yang dipaparkan akan terjadi impor dari Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) sebanyak 2.000 ton.
Kemudian Asosiasi Pengusaha Protein Hewan Indonesia (APPHI) 3.830 ton, PT Berdikari 893 ton, dan Perum Bulog sebanyak 20.000 ton. Syailendra menambahkan masuknya daging impor itu akan membantu menstabilkan harga. Sebab saat lebaran harga daging sapi pasti cenderung meningkat.
"Dengan adanya impor sapi dan kerbau tentu akan sangat-sangat membantu untuk menyeimbangkan harga pasar," ucap dia.
(SANDY)