Stok Diprediksi Meningkat di Akhir Tahun, APGRI Minta Laju Impor Garam Ditekan
Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI), Mohammad Jakfar Sodikin mengatakan pasokan garam lokal akan meningkat pada akhir tahun.
IDXChannel - Ketua Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia (APGRI), Mohammad Jakfar Sodikin mengatakan berdasarkan data neraca garam, pasokan garam lokal mengalami peningkatan pada persediaan akhir. Sehingga, dengan demikian laju impor garam sebenarnya bisa ditekan.
“Pemerintah belum menghitung stok akhir garam secara nasional di akhir tahun. Karena saya lihat dari neraca garamnya, setiap tahun justru terjadi peningkatan di persediaan akhir. Namun, yang terjadi sekarang pemerintah tidak memperhatikan itu,” ujarnya dalam diskusi di Market Review IDX Channel, Selasa (28/9/2021).
Sebelumnya Kementerian Perindustrian menyatakan impor garam terpaksa dilakukan pemerintah karena kebutuhan garam nasional mencapai 4,6 juta ton pada 2021. Sementara stok dari petani garam lokal jauh dari mencukupi.
Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, perlunya garam impor selain tidak mencukupi kebutuhan nasional, kualitas garap lokal tidak memenuhi standar industri. Dimana beberapa sektor industri seperti farmasi, kosmetik, pengeboran minyak, serta aneka pangan membutuhkan garam sebagai bahan baku dengan spesifikasi yang cukup tinggi. Adapun alasan ketiga, yakni garam lokal belum bisa memenuhi pasokan garam industri secara berkesinambungan.
Sehubungan dengan hal tersebut, Jakfar menyampaikan bahwasanya di Indonesia tedapat dua perusahaan yang mampu memproduksi garam rakyat menjadi garam industri.
“Ada dua perusahaan yang bisa mengolah garam rakyat menjadi garam industry. Seperti PT Unichem yang mempunyai mesin pengolahan canggih, dan bahkan Nacl yang dihasilkan dari pabrik ini bisa mencapai 99 persen. Kemudian, PT Garsindo juga tidak pernah melakukan impor, bahan bakunya pakai garam rakyat tapi dia bisa masuk ke perusahaan-perusahaan industri makanan dan miniman,” bebernya.
Disisi lain ia menjelaskan kualitas garam rakyat di dalam negeri memiliki kualitas yang baik. Dimana garam tersebut sudah putih bersih, tidak bersentuhan dengan tanah, kristalnya besar-besar, dan hasil laboratoriumnya Nacl-nya sudah diatas 94 persen.
"Kalo itu diolah lebih lanjut di pabrik pengolahan, maka Nacl yang di hasilnya bisa di atas 97 persen," sambungnya.
Ia menambahkan, ada baiknya pemerintah Indonesia melakukan studi banding ke negara Bangladesh. Sebab, disana garam yang Nacl-nya 84 persen mampu di olah dengan baik dan menghasilkan garam putih bersih. "Sehingga mereka sudah tidak lagi impor garam ke India," tandasnya. (TIA)