Subsidi BBM 2025 Dikurangi, Listrik Ditambah
Kementerian ESDM bersama Komisi VII DPR menyepakati alokasi subsidi energi tahun depan yang mencakup subsidi BBM, LPG, dan listrik.
IDXChannel - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Komisi VII DPR menyepakati alokasi subsidi energi tahun depan yang mencakup subsidi BBM, LPG, dan listrik. Total anggaran subsidi energi 2025 di luar kompensasi ditetapkan Rp192,8 triliun.
Dalam rapat kerja bersama, eksekutif dan legislatif menyepakati rincian volume BBM bersubsidi untuk tahun 2025 sebesar 19,41 juta kiloliter (KL) dengan rincian minyak tanah 0,52 juta KL dan minyak solar 18,89 juta KL. Sementara untuk LPG 3 kg, volumenya 8,2 juta metrik ton.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, alokasi subsidi BBM turun dibandingkan pagu tahun 2024 yang sebesar 19,58 juta KL. Penurunan ini didorong oleh rencana efisiensi penyaluran BBM Bersubsidi agar lebih tepat sasaran.
"Harapannya jangan ada lagi mobil-mobil mewah memakai barang-barang subsidi," kata Bahlil lewat keterangan resmi dikutip Kamis (29/8/2024).
Bahlil mengatakan, subsidi solar yang ditanggung dalam APBN 2025 tetap Rp1.000 per liter. Hal ini setelah mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi dari kenaikan harga BBM.
Selain BBM dan LPG, kata Bahlil, pemerintah juga mengalokasikan anggaran Rp90,22 triliun untuk subsidi listrik, naik dari pagu 2024 sebesar Rp73,24 triliun. Alokasi tersebut sudah mencakup sisa kurang bayar tahun 2023 yang di-carry over sebesar Rp2,02 triliun.
"Kenaikan tersebut didorong oleh perkiraan kenaikan jumlah penerima subsidi listrik dari 40,89 juta pelanggan di tahun 2024 menjadi 42,08 juta di tahun 2025," kata eks Ketua Umum HIPMI itu.
Wakil Ketua Komisi VII DPR Maman Abdurrahman menyampaikan pentingnya penargetan subsidi listrik yang lebih tepat sasaran. "Kita harus fokus pada masyarakat di wilayah Indonesia Timur dan pedalaman Kalimantan yang memang sangat membutuhkan subsidi energi," katanya.
Selain itu, Maman juga menekankan perlunya perbaikan data penerima subsidi agar tidak ada lagi masyarakat mampu yang menikmati subsidi, sehingga anggaran negara dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien.
(Rahmat Fiansyah)