Sudah Punya Infrastruktur, Pertamina Siap Jalankan Perubahan Subsidi BBM Jadi BLT
Pertamina siap menjalankan perubahan skema penyaluran bahan bakar minyak (BBM) subsidi menjadi bantuan langsung tunai (BLT).
IDXChannel - PT Pertamina (Persero) siap menjalankan perubahan skema penyaluran bahan bakar minyak (BBM) subsidi menjadi bantuan langsung tunai (BLT).
Vp Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko menuturkan perseroan telah menyiapkan infrastrukturnya seperti MyPertamina. Ia mencontohkan, pendaftaran dan penerapan QR Code untuk pembelian Solar Pertalite yang saat ini terus dilakukan melalui aplikasi tersebut.
"Nah ke depan memang jika ada kebijakan seperti itu ya, kita tinggal memanfaatkan data yang sudah kami miliki di MyPertamina, sehingga nanti ya penyaluran subsidi-nya mungkin bisa lebih tepat sasarannya," kata dia dikutip Kamis (24/10/2024).
Menurut Fadjar, pendaftaran QR Code untuk pembeli Solar din aplikasi MyPertamina sudah 100 persen. Namun untuk Pertalite, pihaknya masih terus mendorongnya karena konsumsi terbesar masih di produk tersebut.
"Nanti ketika memang mungkin sudah 100 persen, penerapan QR Code untuk Pertalite, ya datanya sudah ada, berarti tinggal pelaksanaan," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Prabowo berencana memangkas subsidi energi serta mengubah skema penyalurannya menjadi BLT. Demikian dilakukannya guna mengurangi mitigasi kemiskinan karena selama ini subsidi masih kurang tepat sasaran.
Ekonom dan Komisaris Utama PLN, Burhanuddin Abdullah, menilai subsidi energi lebih baik diberikan dalam bentuk BLT kepada masyarakat yang berhak sehingga penyalurannya bisa lebih tepat sasaran.
"Kita ingin dengan data yang diperbaiki, data yang disempurnakan, supaya pada mereka itu diberi saja transfer tunai langsung ke mereka, bukan ke komoditinya tetapi kepada keluarganya yang berhak untuk terima itu yang akan kita lakukan," kata dia dalam acara UOB Economic Outlook 2025 dikutip Jumat (27/9/2024) lalu.
Menurutnya, subsidi energi sebesar Rp540 triliun yang dialokasikan pada 2023 belum tepat sasaran. Dia pun bercerita sebelumnya pernah pergi ke Solo dan bertemu dengan salah satu pelanggan PLN yang paling bawah.
"Mereka bayar bulanan paling 30 ribu lampunya hanya satu. Orang miskin mereka tidak dapat keuntungan dari subsidi BBM, mereka tidak punya sepeda motor, mereka beli gas tapi 1 melon ini untuk 2 minggu lalu jadi kecil sekali. Jadi kalau gitu, siapa yang sebetulnya menikmati?" kata Burhanuddin.
Eks Gubernur Bank Indonesia itu mengklaim dengan pemberian subsidi melalui BLT maka negara akan menghemat anggaran hingga Rp200 triliun.
"Dengan cara itu ternyata hitung-hitungan kita subsidi menjadi akan berkurang somewhere around Rp150 sampai Rp200 triliun dan itu akan bisa digunakan untuk hal yang sifatnya lebih produktif," kata dia.
"Kita kurangi subsidi yang diberikan secara langsung tapi kita alihkan ke hal yang produktif. Itu artinya kita leverage pertumbuhan kita melalui pengurangan subsidi tersebut," tambahnya.
(Febrina Ratna)