ECONOMICS

Sumber Listrik Dunia, Ternyata Batu Bara Masih Jawara

Zalfa Amelia/Magang 02/10/2023 12:34 WIB

Sebanyak 29.165,2TWh listrik diproduksi secara global pada 2022, meningkat 2,3 persen dari tahun sebelumnya.

Sumber Listrik Dunia, Ternyata Batu Bara Masih Jawara. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sebanyak 29.165,2TWh listrik diproduksi secara global pada 2022, meningkat 2,3 persen dari tahun sebelumnya.

Meninjau data Statistical Review of World Energy sebagaimana dilansir Visual Capitalist, batu bara masih menjadi sumber energi terbesar dunia 2022.

Batu bara menghasilkan 35,4 persen listrik dunia pada 2022, diikuti oleh gas alam sebesar 22,7 persen, dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 14,9 persen.

Hanya tiga negara yang mengonsumsi lebih dari tiga per empat listrik yang dihasilkan oleh batu bara di dunia. China adalah pengguna batubara terbesar, dengan permintaan 53,3 persen batubara global, diikuti oleh India sebesar 13,6 persen, dan Amerika Serikat sebesar 8,9 persen.

Sumber energi terbarukan, seperti energi angin, matahari, dan panas bumi, menyumbang 14,4 persen dari seluruh keluaran listrik pada 2022 dan mengalami tingkat pertumbuhan tahunan yang luar biasa sebesar 14,7 persen, terutama disebabkan oleh kemajuan signifikan dalam bidang tenaga surya dan angin. Sebaliknya, energi non terbarukan hanya mampu menyumbang 0,4 persen.

Meskipun termasuk dalam daftar sumber energi terbarukan para penulis Statistical Review of World Energy tidak memasukkan pembangkit listrik tenaga air dalam perkiraan mereka. Bersama dengan sumber energi terbarukan lainnya, pembangkit listrik tenaga air menghasilkan 29,3 persen dari seluruh listrik pada 2022.

Pencarian sumber energi ramah lingkungan terus dilakukan akibat rekor suhu kian memuncak pada musim panas. Batubara menggerakkan revolusi industri pertama namun juga memanaskan bumi. Angin bebas dan bersih tetapi tidak dapat diandalkan. Fisi nuklir dapat menghasilkan listrik bebas emisi tetapi juga menghasilkan limbah radioaktif.

Penyelesaian konflik-konflik ini tidak hanya bersifat teoretis, dan laporan tahun berikutnya merupakan indikator utama betapa seriusnya dunia dalam menjalankan komitmen terhadap masa depan energi ramah lingkungan. (ADF)

SHARE