ECONOMICS

Tak Hanya Tanah Abang, Pasar Cipulir juga Sepi Pembeli

Heri Purnomo 22/09/2023 16:26 WIB

Kondisi sepi pembeli ini sudah berlangsung selama 1 tahunan.

Tak Hanya Tanah Abang, Pasar Cipulir juga Sepi Pembeli (FOTO:Dok Ist)

IDXChannel - Belakangan ini Pasar Tanah Abang menjadi sorotan masyarakat maupun pejabat pemerintah Indonesia lantaran kehidupan Pasar yang dulu sumringah kini tinggal menyisakan beberapa pembeli yang datang.

Bahkan toko-toko yang dulunya selalu ramai oleh penghuninya yang bersemangat menjakan jualannya kini tidak terdengar lagi. Suasanya kini hanya menyisihkan keheningan. Hanya terdapat beberapa penjual saja yang menawarkan dagangannya.

Sebagaimana Pasar Tanah Abang, Pasar Cipulir, Ciledug yang telah dikenal oleh masyarakat sebagai pusat grosir produk textile dan pakaian jadi kini nasibnya pun tidak jauh berbeda dengan Pasar Tanah Abang.

Padahal para produk textile dari Pasar Cipulir itu dulunya banyak pedagang eceran yang datang dari seluruh pelosok Nusantara seperti Papua dan juga kawasan Asia Tenggara, bahkan hingga India dan Afrika.

Berdasarkan pantauan MNC Portal, Jumat (22/9/2023) kondisi Pasar Cipulir Lama sangat lenggang oleh pembeli. Para karyawan toko yang biasanya berteriak untuk menjajakan barangnya kini lebih banyak melamun dan berbicang satu sama lain. Bahkan ada pedagang yang asik tiduran sambil bermain ponsel pintanya.

Toko-toko pun sudah banyak yang tutup. Dari 4 lantai tersebut hampir semua lantai ada sejumlah toko yang sudah tidak berjualan lagi. Hal ini lantaran pengunjungnya sudah beralih membeli secara online.

Yulina atau biasa dipanggil Lina seorang pedagang yang sudah 18 tahun menempati berjualan di Pasar Cipulir mengungkapkan bahwa kondisi sepi pembeli ini sudah berlangsung selama 1 tahunan.

"Kondisi sepi ini sudah setahun lebih dan ini berdampak terhadap pendapatan," katanya.

Ia menduga sepinya pembeli ke Pasar Cipulir ini lantaran menjamur barang-barang yang mulai dijual di sejumlah platform sosial media. Dan harganya pun sangat jauh berbeda dengan yang dijual di pasar langsung.

"Ya itu karena ada laza, shoppe, tiktok juga. (Harganya) beda banget, misalnya legging di sini satu nya Rp18 ribu sementara itu di online Rp10 ribu atau Rp8 ribu," katanya.

Adapun ketika ditanya terkait apakah ia akan beralih ke penjualan online seperti yang dilakukan oleh penjual lainya. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak mahir menggunakan teknologi. "Nggak ya, karena saya nggak mahir," katanya.

Ia berharap pemerintah dapat segera mencarikan solusi yang tepat baik untuk pedagang konvensional maupun pedagang online agar sama-sama bisa mendapatkan rezeki.

"Harapanya pemerintah cepat segera mencarikan solusinya. Apalagi soal harga, shoppe, lazada dan tiktok itu jangan diturunkan banget sehingga berdampak ke pasar," katanya.

Lina menuturkan sepinya pengunjung ini berdampak pada omset yang semakin menurun. Bahkan ia mengatakan dari beberapa toko yang dimiliki kini sudah dikontrakan kepada orang lain.

"Kalo saya sih enggak ada nutup toko dalam artian menjual. Tapi mungkin akan saya kontrakan, jadi duit kita nggak hilang dan juga kita dapat duit dari yang ngontrak. Kebetulan saya juga udah ngontrakin toko," ujarnya sambil tertawa.

Kondisi sepi pembeli juga terlibat di ITC Cipulir Mas yang berada di seberang pasar lama Cipulir. Bahkan disana kondisinya jauh lebih parah. Pasalnya hampir sebagaian toko sudah tutup.

(SAN)

SHARE